MATA
Mata adalah organ yang sangat
penting tetapi mereka tidak membutuhkan perawatan spesial dalam kehidupan
sehari – hari. Kelenjar Lakrimal (air mata), terletak di cekungan pada tulang
frontal tengkorak pada sisi atas bagian sudut luar dari bola mata memproduksi
cairan lakrimal (air mata) yang secara kontinyu membilas mata. Air mata akan mengalir ke dalam kantung lakrimal
yang berada pada chantus bagian dalam. Dari kantung lakrimal, air mata akan
mengalir melalui duktus lakrimalis ke meatus inferior dari hidung. Cairan ini
akan membuat mata tetap basah/ lembab dan membantu membilas/membuang
partikel-partikel asing.
Higiene telinga bertujuan untuk
mempertahankan ketajaman pendengaran. Bila substansi lilin atau benda asing
menumpuk pada saluran telinga luar maka akan mengganggu konduksi suara. Hal ini
sering terjadi pada lansia dan klien yang menggunakan alat bantu pendengaran.
Perawat menganjurkan klien untuk melakukan pembersihan dan pemeliharaan yang
tepat seperti halnya teknik komunikasi untuk melatih pendengaran kata-kata yang
diucapkan.
Selain sebagai indra penciuman,
hidung juga sebagai pengatur temperatur dan kelembapan udara yang masuk dan
mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan. Apabila sekresi
yang mengeras terakumulasi ke dalam vakum nares maka bisa merusak sensasi
olfaktori dan pernapasan. Dan bila terjadi iritasi mukosa nasal, maka akan
menyebabkan pembengkakan dan akhirnya terjadi obstruksi nares. Perawatan hidung
ini ditujukan khususnya bagi klien yang menggunakan nasogastrik dan pipa
endotrakheal karena pada klien ini dibutuhkan perhatian khusus pada organ ini.
Pengkajian
a. Nursing History
- Identifikasikan bentuk mata, telinga, dan
hidung klien. Meliputi penggunaan dan perawatan alat-alat bantu penglihatan
(kacamata, lensa kontak, mata buatan) dan alat bantu pendengaran.
- Catat masalah yang pernah terjadi pada
mata, telinga, hidung, serta treatment yang berkaitan.
b. Nursing Examination
Mata
- Catat keadaan mata, kesimetrian, dan
penampilan mata secara umum.
- Cek apakah bulu mata tersebar dengan baik.
- Catat jika ada lesi, nodul, kemerahan,
bengkak, mengeras, pengelupasan, air mata yang berlebih, atau gangguan kelopak
mata.
-
Cek warna konjungtiva, reflek mata, dan ketajaman mata.
Telinga
- Cata letaknya, kesimetrian, tampilan umum
telinga.
- Perhatikan telinga bagian luar meliputi
pemeriksaan aurikel, membran timpani, cairan lilin pada kanal, kekeringan,
pengerasan, dan catat apakah ada perubahan.
-
Cek ketajaman pendengaran.
Hidung
-
Pada pemeriksaan hidung, catat posisi penampilan umum
dari hidung, periksa lubang hidung, lihat apakah ada inflamasi, luka, deformitas,
edema, kekeringan, perdarahan, kekurangan atau kelebihan sekresi.
-
Bila klien memakai selang di hidung perawat harus
melihat permukaan nares yang kontak dengan selang, untuk mengetahui adanya
jaringan yang mengelupas, lunak yang terlokalisasi, inflamasi dan pendarahan.
Diagnosa
F Gangguan persepsi sensorik (penglihatan,
penciuman dan pendengaran) sehubungan dengan stress psikologi.
F
Kurang pemeliharaan kesehatan sehubungan dengan
ketidaksesuaian persepsi (penglihatan atau pendengaran).
F
Gangguan pada interaksi sosial sehubungan dengan
gangguan pada penglihatan atau pendengaran.
F Ketakutan sehubungan dengan kehilangan kemampuan
melihat, mendengar.
F
Potensial mengalami kecacatan sehubungan dengan
mengalami gangguan penglihatan.
Perencanaan
a. Tujuan
- Mata, telinga, dan hidung klien dapat
berfungsi dengan benar.
- Mata, telinga, dan hidung klien tampak
bersih.
- Gangguan pada mata, telinga dan hidung
menunjukkan proses kesembuhan.
- Klien dapat menunjukkan cara
perawatan mata, telinga dan hidung yang
benar.
b. Rencana
Mata
-
Membersihkan mata dari bagian dalam ke bagian luar
menggunakan kapas yang basah, hangat atau kompres untuk melembutkan sekresi
yang keras. Hindari kontaminasi.
-
Jika reflek berkedip menurun atau tidak ada, gunakan
larutan air mata buatan atau normal saline sekurang-kurangnya 4 jam sekali
untuk menjaga agar air mata tetap lembab dan mencegah dari kekeringan. Gunakan
pelindung untuk menjaga kelopak mata tetap tertutup jika diperlukan.
-
Tawarkan kacamata yang cocok, kontak lens, ajari
pemakaian dan perawatan mata buatan yang benar.
-
Pilihan pribadi dan kebiasaan klien digabungkan dengan
rencana perawat untuk perawatan hygiene. Anggota keluarga harus dilibatkan
sejak awal, karena mereka diperlukan dalam tindakan hygiene. Perawatan ekstra
harus diberikan untuk menghindari kerusakan pada jaringan. Tujuan perawatan
pada klien adalah memastikan mata klien bebas dari infeksi, berfungsi dengan
normal dan klien akan mampu melakukan perawatan mata sehari-hari.
Telinga
-
Membersihkan telinga eksternal dengan waslap,
beritahukan pada klien agar jangan pernah memasukkan benda ke dalam telinga
untuk membersihkan.
-
Membantu klien untuk melembutkan dan mengeluarkan
kotoran yang mengeras.
-
Tawarkan alat bantu pendengaran. Ajari cara pemakaian
dan perawatan yang benar.
Hidung
-
Instruksikan klien untuk membersihkan hidungnya dengan
menghembus-hembuskan udara. Bersihkan sekresi hidung dengan cairan.
Implementasi
1. Mata
Normalnya mata akan selalu dibersihkan oleh cairan
lacrimal. Saat sakit, mata memproduksi air mata lebih dari normal sehingga
tampak berkaca-kaca.
a. Persiapan alat
-
kapas
-
air/normal saline
b. Persiapan klien
-
Jelaskan prosedur pada klien
-
Klien berbaring atau duduk
c. Persiapan lingkungan
-
Tarik tirai atau tutup pintu ruangan
d. Pelaksanaan prosedur
Teknik yang dilakukan jika
sekresi kurang sehingga mata menjadi kering dan mengeras.
No
|
Tindakan
|
Rasional
|
1
|
Jelaskan
prosedur pada klien
|
Agar klien dapat berpartisipasi dengan maksimal
|
2
|
Cuci
tangan
|
Mencegah
penyebaran mikroorganisme
|
3
|
Gunakan air atau normal saline dan kapas atau
waslap/kompres untuk membersihkan mata
|
Jangan
gunakan sabun karena sabun dapat mengiritasi mata dan membuat pedih.
|
4.
|
Posisikan klien tidak miring ke salah satu sisi
mata.
|
Agar saat membersih agar cairan dan
kotoran-kotoran tidak melalui hidung dan mengkontaminasi mata.
|
5
|
Basahi
kapas dengan larutan yang telah dipilih dan usapkan sekali sambil
menggerakkan kapas dari canthus bagian dalam ke canthus bagian luar.
Buang kapas yang telah dipakai. Teruskan teknik ini gunakan 1 kapas untuk 1 kali
sampai mata menjadi bersih.
|
Meminimalisir
masukan-masukan kotoran-kotoran ke area yang dialiri ductus lacrimal.
Untuk
mencegah kembalinya kuman ke mata tersebut.
|
6
|
Minta
klien untuk ganti posisi dan bersihkan mata yang satunya dengan teknik yang
sama.
|
|
7
|
Bereskan
peralatan
|
Agar
rapi
|
b.
Perawatan mata bagi klien yang tidak sadar
Pasien yang reflek kedipnya berkurang atau tidak ada dan
pasien yang kelopak matanya terus terbuka ini memerlukan perawatan yang sering
(minimal tiap 4 jam). Jika mata tersebut tidak terjaga kelembabannya akan
terjadi Corneal Ulceration yang disebabkan oleh keringnya mata. Menurut teori
keperawatan harus menggunakan saline atau air mata buatan/tiruan, untuk
melumasi mata dan melindungi mata agar tetap bisa tertutup.
c. Perawatan kacamata
Perawat seharusnya melakukan tindakan pencegahan untuk
melindungi agar kacamata tidak rusak. Pasien yang memerlukan kacamata harus
didukung/didorong untuk memakai kacamatanya untuk menghindari peradangan. Lensa
plastik lebih terkenal karena tergolong lebih ringan daripada lensa kaca, dan
sama akuratnya seperti lensa kaca. Salah satu kerugian dari lensa plastik
adalah bahannya mudah tergores.
Kacamata harus dibersihkan di atas handuk sehingga
jika kacamata itu terjatuh maka tidak pecah atau rusak atau retak. Kacamata
dibersihkan dengan air hangat dan sabun. Kalau air terlalu panas dapat
menyebabkan lensa plastik atau framenya melengkung. Atau persiapkan pembersihan
secara khusus untuk membersihkannya. Kacamata harus dibilas setelah dibersihkan
dengan air dan sabun. Kacamata harus
dikeringkan dengan kain yang bersih dan lembut, seperti saputangan dan lap dari
katun. Kertas yang terbuat dari bubur biasanya dapat menyebabkan lensa
tergores. Kacamata tidak boleh dibersihkan dengan tissu kertas yang
kering.
d. Perawatan mata tiruan
Hampir semua pasien yang memakai mata tiruan lebih
suka merawatnya sendiri dan mereka harus didukung untuk melakukan itu jika
memungkinkan. Peralatan yang diperlukan meliputi: baskom kecil, sabun, dan air
untuk mencuci dan membilas prosthesis.
Normal saline atau air ledeng dapat digunakan untuk membilas. Sebagian besar
orang mempunyai cara sendiri untuk membersihkan rongga mata dan sekitarnya. Perawat seharusnya meminta pasien untuk
melakukan ini sendiri untuk selanjutnya. Pasien harus berbaring di bawah
sehingga mata tiruan itu tidak terjatuh ke lantai. Rongga mata
seharusnya dibilas dengan normal saline sebelum mengganti mata tiruan tersebut.
e. Persiapan perawatan lensa kontak
Lensa kontak adalah suatu cakram kecil yang dipasang
langsung pada bola mata. Lensa kontak akan melekat pada tempatnya oleh adanya
tegangan permukaan dari air mata, lensa yang keras (hardlens) dibuat dari bahan
yang tidak menyerap air dan nonpliable. Lensa lembut (softlens) dibuat dari
bahan plastik yang menyerap air, pliabel dan lembut. Lensa dapat menjadi rapuh
bila terjadi kekeringan dan akan menjadi normal jika terkena cairan baik saline
maupun air mata.
Orang yang memakai lensa kontak harus
melindungi/menjaga lensa dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan mata
infeksi atau radang, dan menggunakannya dengan cara yang benar agar tidak
melukai/menggores permukaan mata dan lensa. Lensa seharusnya dilepas sebelum
mandi shower, berenang, atau berjemur di bawah sinar matahari atau jika terjadi
iritasi saat terkena asap rokok. Lensa jangan sampai terkena kosmetik, sabun,
dan hairspray karena dapat menyebabkan iritasi mata. Jika terjadi iritasi mata
harus segera dilaporkan ke dokter.
Kornea mata yang terdiri dari jaringan ikat padat,
tidak punya persediaan darahnya sendiri dipelihara terutama oleh oksigen dari
atmosfer maupun dari air mata. Ketika memakai lensa kontak kornea itu
memerlukan persediaan oksigen melebihi normalnya, karena metabolit ratenya
meningkat. Agar kornea dapat menerima oksigen secara maksimal hardlens harus
dilepas sebelum tidur dan tidak boleh dipakai lebih dari 12 sampai 16 jam.
Pemakaian softlens dapat dipakai selama 14 hari sampai 30 hari, jika ada gejala
robek, nyeri, dan warna merah harus segera dilepas.
Perawat perlu membantu pasien melepas lensa jika
pasien tidak dapat melakukannya sendiri. Jika lensa itu dipakai pada mata dalam
jangka waktu yang terlalu lama maka akan menyebabkan kerusakan mata secara
permanen. Ini bisa terjadi, misalnya pada pasien tidak sadar.
Soflens dilepas dengan cara grasping pada lensa pada
tepi bawah dengan hati-hati, dengan telunjuk dan ibu jari, kemudian lensa itu
diangkat dari mata. Softlens dibersihkan, dibilas dan diletakkan pada
tempatnya. Lensa seharusnya dikenali dengan benar mana yang kanan dan mana yang
kiri karena kedua lensa itu tidak sama. Perawat tidak boleh melepas lensa, jika
mata terluka karena hal ini berbahaya dan dapat menambah lukanya.
$ Inspeksi mata untuk mengetahui apakah
klien menggunakan lensa kontak.
$ Kaji kemampuan klien untuk memanipulasi
dan menyentuh lensa kontak untuk menentukan tingkat bantuan yang diperlukan.
$ Setelah lensa dilepas inspeksi terhadap
tanda iritasi kornea air mata yang berlebihan, kemerahan dan rasa perih
terbakar.
$ Persiapkan bahan dan peralatan yang
diperlukan : tempat penyimpanan lensa dengan nama klien, peralatan disinfektan
termal (tambahan), pembersih surfaktan, larutan pembilas, disinfektan steril
dan larutan enzim, larutan pembasah steril untuk lensa keras, bola kapas/kapas
bertangkai, handuk mandi, mangkuk piala ginjal dan gelas yang berisi air
hangat.
$ Diskusi prosedur dengan klien dan atur
posisi klien terlentang atau duduk di tempat tidur atau kursi.
Melepas lensa kaku
No
|
Langkah
|
Rasional
|
1.
|
Cuci
tangan
|
|
2.
|
Letakkan
handuk di bawah wajah klien
|
Menangkap
lensa jika secara tidak sengaja jatuh dari mata klien.
|
3.
|
Pastikan
lensa berada pada posisi yang tepat di atas kornea.
|
Posisi
lensa yang tepat dapat mempermudah proses pelepasan.
|
4.
|
Letakkan
jari telunjuk ke pojok luar mata dan tarik secara lembut ke belakang arah
telinga.
|
Mengencangkan kelopak terhadap bola mata.
|
5.
|
Minta
klien berkedip dengan melepaskan tekanan terhadap kelopak mata hingga kedipan
selesai
|
Manuver harus menyebabkan lensa terlepas dan
keluar
|
6.
|
Jika
lensa gagal keluar, secara lembut tarik kelopak mata melebihi ujung lensa.
Tekan kelopak mata bawah berlawanan dengan ujung bawah lensa.
|
Tekanan menyebabkan ujung atas lensa keluar.
|
7.
|
Biarkan kelopak menutup sedikit dan pegang lensa
saat naik dari mata. Mangkuk penghisap dapat digunakan untuk klien gelisah
atau tidak sadar.
|
Manuver menyebabkan lensa dapat ditarik keluar
dengan mudah.
|
8.
|
Letakkan
lensa di tangan anda.
|
Melindungi
lensa dari kerusakan.
|
9.
|
Bersihkan
dan bilas lensa, letakkan lensa dalam otak penyimpanan yang sesuai dengan
sisi konveks di bawah
|
Kedua
lensa mungkin tidak memiliki resep yang sama, penyimpanan yang tepat mencegah
tergores atau pecah.
|
10.
|
Ulangi langkah untuk lensa yang lain.
|
|
11.
|
Kembalikan
handuk dan cuci tangan
|
Mengurangi
penyebaran infeksi dan menjaga lingkungan tetap rapi.
|
Membersihkan dan mendisinfeksi lensa kontak
No
|
Langkah
|
Rasional
|
1.
|
Cuci
tangan
|
Mengurangi
trasmisi mikro organisme
|
2.
|
Susun
peralatan di samping tempat tidur.
|
Memberikan
kemudahan pada peralatan.
|
3.
|
Letakkan
handuk di atas area kerja.
|
Handuk membantu mencegah
lensa pecah
|
4.
|
Buka
tempat lensa dengan hati-hati, perhatikan jangan membuka tempat lensa secara
tiba-tiba.
|
Mencegah
lensa jatuh atau keluar dari kotak secara kebetulan.
|
5.
|
Berikan
1-2 tetes larutan pembersih pada lensa di telapak tangan anda (gunakan
larutan pembersih yang direkomendasikan oleh pabrik lensa atau praktisi
perawatan mata).
|
Mengangkat
komponen air mata termasuk mucus, lemak dan protein yang terdapat pada lensa.
|
6.
|
Gosok
lensa dengan lembut tetapi merata pada kedua sisi selama 20-30 detik. Gunakan
jari telunjuk atau jari kelingking atau aplikator kapas bertangkai yang
direndam dalam pembersih untuk membersihkan lensa bagian dalam. Hati-hati
untuk tidak menggores lensa dengan kuku jari.
|
Lebih
mudah membersihkan dan memanipulasi dengan ujung jari. Membersihkan seluruh permukaan
dari mikro organisme.
|
7.
|
Pegang
lensa di atas mangkuk piala ginjal, bilas keseluruhan dengan larutan pembilas
yang direkomendasikan pabrik lensa atau dengan air dingin.
|
Mengangkat
kotoran dan zat pembersih dari permukaan lensa.
|
8.
|
Letakkan
lensa di kotak penyimpanan dan isi dengan larutan dis infeksi yang
direkomendasikan pabrik atau praktisi
kesehatan mata. Letakkan lensa dalam otak penyimpanan yang sesuai dengan sisi konveks di
bawah.
|
Memasukkan lensa kontak
No
|
Langkah
|
Rasional
|
1.
|
Cuci tangan secara merata dengan sabun
nonkosmetik yang ringan. Bilas dengan air bersih keringkan dengan handuk
bersih.
|
Melapisi tangan dengan sabun yang mengandung
parfum, deodorant, atau krim kompleks dapat berpindah ke lensa dan
mengiritasi mata.
|
2.
|
Letakkan handuk di dada klien.
|
Handuk membantu menangkap lensa yang jatuh,
mencegah lensa retak, tergores atau pecah.
|
3.
|
Pindahkan lensa kanan dari tempat penyimpanan,
usahakan mengangkat lensa lurus ke atas.
|
Lensa yang tergelincir dari kotak dapat
menimbulkan goresan.
|
4.
|
Bilas
dengan air dingin.
|
Air
panas menyebabkan lensa melengkung
|
5.
|
Basahi
lensa pada kedua sisi dengan larutan pembasah yang diresepkan.
|
Melubrikasi
lensa sehingga memudahkan untuk dapat menggelincir di atas dan melekat pada
kornea.
|
6.
|
Letakkan lensa kanan sisi konkaf di atas jari
telunjuk tangan yang dominan.
|
Memanipulasi lensa yang sesuai memastikan
pemasukan yang mudah. Permukaan dalam
lensa harus menghadap ke atas sehingga dapat dipakai pada kornea.
|
7.
|
Instruksi
klien untuk melihat lurus ke depan dengan mata terbuka lebar sementara
meretraksi kelopak mata bawah; letakkan lensa secara lembut di atas permukaan
pusat kornea.
|
Lensa kaku dan dapat diletakkan saat leher
melihat lurus ke depan. Retraksi
kelopak meningkatkan pemasukan yang mudah diantara batas kelopak.
|
8.
|
Minta
klien menutup mata sebentar dan menghindari kedipan.
|
Membantu
mengamankan posisi lensa.
|
9.
|
Minta
klien membuka mata. Pastikan lensa berada tepat di tengah dengan menanyakan
kepada klien apakah penglihatannya kabur.
|
Jika lensa tergeser ke samping kornea atau ke
dalam kantong konjungtiva maka penglihatan akan kabur.
|
10.
|
Ulangi langkah untuk mata kiri.
|
|
11.
|
Bantu klien untuk posisi nyaman.
|
Meningkatkan
kenyamanan klien.
|
12.
|
Buang
peralatan yang kotor, buang larutan di dalam tempat penyimpanan, bilas
keseluruhan tempat penyimpanan, keringkan dan cuci tangan.
|
Penggunaan
cairan penyegar setiap hari mencegah infeksi.
|
2. Telinga
a. Persiapan alat
-
handuk kecil yang lembut
-
baskom berisi air hangat
b. Persiapan klien
-
Jelaskan prosedur pada klien
c. Persiapan lingkungan
-
Tutup tirai atau pintu ruangan
d. Persiapan prosedur
No
|
Tindakan
|
Rasional
|
1.
|
Jelaskan
prosedur pada klien.
|
Agar dalam pelaksanaannya klien bisa lebih
kooperatif.
|
2.
|
Cuci
tangan.
|
Mencuci
tangan tangan untuk menghilangkan mikroorganisme.
|
3.
|
Menutup
pintu atau tarik tirai di sekitar tempat tidur.
|
Menjaga
privasi klien.
|
4.
|
Siapkan
dan atur peralatan pada tempat yang sangat mudah dijangkau.
|
Memudahkan
pelaksanaan tindakan.
|
5.
|
Bantu klien pada posisi duduk atau memposisikan
kepala klien pada posisi yang nyaman.
|
|
6.
|
Hadapkan telinga klien ke arah perawat.
|
Memudahkan perawat untuk melakukan prosedur.
|
7.
|
Gosok telinga klien dengan handuk yang sudah
dibasahi.
Arah penggosokan :
Pada bagian belakang telinga gosok dari bawah ke
atas.
Pada bagian dalam gosok bagian lekukan dari
dalam ke luar.
|
Dengan handuk basah agar kotoran dapat terangkat
dengan mudah.
Dari dalam keluar agar kotoran tidak ada yang
tertinggal di dalam lekukan telinga.
|
8.
|
Keringkan
dengan handuk kering.
|
Agar
tidak lembab dan tidak mudah kotor kembali.
|
9.
|
Lakukan
hal yang sama pada telinga yang satunya.
|
|
10.
|
Lakukan pemeriksaan seksama pada kanal telinga. Dengan menarik daun
telinga ke arah lateral atas.
Jika ada kotoran di saluran itu, dibuang dengan
irigasi yang lembut pada telinga itu. Arus air harus diarahkan ke arah sisi
saluran untuk mencegah luka pada gendang telinga.
Jangan gunakan jepit rambut, jepitan kertas
(klip), kuku jari tangan untuk mengeluarkan kotoran dari telinga.
|
Agar lebih jelas mengamati benda asing atau
srumen yang ada pada kanal.
Karena dapat menyebabkan luka atau trauma pada
kanal telinga dan ruptur pada membran timpani.
|
11.
|
Bereskan
peralatan, cuci tangan.
|
Untuk
merapikan dan mencegah penyebaran mikroorganisme.
|
Alat Bantu Dengar
Jika pasien menggunakan
alat bantu dengar, baterai harus dikontrol, dicek secara rutin dan ear piece
harus dibersihkan setiap hari dengan air dan sabun yang lembut.
3. Hidung
a. Persiapan
-
kapas atau tissu
-
cotton bud (bila perlu)
-
minyak biji kapas
b. Persiapan klien
-
Jelaskan prosedur.
-
Kaji kembali ada tidaknya lesi dalam hidung.
c. Persiapan lingkungan
-
Tutup tirai atau pintu ruangan.
d. Pelaksanaan prosedur
No
|
Tindakan
|
Rasional
|
1.
|
Jelaskan
prosedur pada klien.
|
Agar dalam pelaksanaannya klien bisa lebih
kooperatif.
|
2.
|
Cuci
tangan.
|
Mencuci
tangan untuk menghilangkan mikroorganisme.
|
3.
|
Menutup
pintu atau tarik tirai di sekitar tempat tidur.
|
Menjaga
privasi klien.
|
4.
|
Siapkan
dan atur peralatan pada tempat yang mudah dijangkau.
|
Memudahkan
pelaksanaan tindakan.
|
5.
|
Bantu klien pada posisi duduk atau memposisikan
kepala klien pada posisi yang nyaman.
|
Agar kotoran dalam hidung tidak masuk kembali ke
hidung pada saat meniupkan kotoran itu.
|
6.
|
Letakkan
tissu di bawah hidung tetapi jangan sampai menutupi lubang hidung.
|
Tissu
untuk menampung kotoran.
Penutup
lubang hidung menghalangi pernapasan.
|
7.
|
Instruksikan klien untuk meniupkan udara dari
dalam hidung dengan lembut.
Kedua
lubang hidung harus terbuka saat melakukan peniupan ini.
|
Untuk
mengeluarkan kotoran.
Penutupan
satu lubang hidung dapat berbahaya karena dapat menekan sisa kotoran justru
masuk ke dalam hidung
|
8.
|
Ganti tissu yang baru jika sudah terlalu kotor.
Buang tissu yang kotor pada tempatnya.
|
Mencegah
penyebaran mikroorganisme.
|
9.
|
Lakukan
lagi sampai dirasa bersih.
|
|
10.
|
Gunakan
tissu baru untuk membersihkan sisa kotoran yang tertinggal di ujung lubang hidung
dan sekitarnya.
Gunakan
cotton bud jika ada kotoran yang tertinggal di bagian dalam.
|
Menghilangkan
rasa tidak nyaman pada klien yang disebabkan oleh kotoran yang masih ada di
dalam hidung.
|
11.
|
Jika
bagian luar hidung (external nares) itu mengeras, gunakan minyak biji kapas
atau mineral untuk mengusapnya.
|
Minyak
biji kapas atau mineral untuk membantu dengan lembut atau melumaskan untuk
memindahkan kulit keras itu.
|
12.
|
Jika
klien menggunakan selang makan atau suksion, maka perawat harus mengganti plester
yang mengikat selang minimal sekali sehari.
Perawat
harus selalu membereskan daerah sekitar selang dengan teliti.
|
Plester lembab karena mukosa nasal mempermudah
terjadinya mserasi kulit dan mukosa.
Mungkin ada sekresi yang mengumpul.
|
13.
|
Bersihkan
daerah sekitar hidung dan bibir dengan menggunakan handuk kecil yang telah
dibasahi.
|
Untuk membersihkan sisa kotoran agar tidak
lengket.
|
14.
|
Kembalikan posisi klien seperti semula.
|
Agar
klien nyaman kembali.
|
15.
|
Bereskan
peralatan. Cuci tangan.
|
Mencegah
penyebaran mikro organisme.
|
Evaluasi
-
Pada saat yang telah ditentukan, evaluasi apakah klien
telah mencapai tujuan yang telah direncanakan.
-
Revisi perencanaan perawatan bila terdapat kekurangan
dalam tindakan yang telah dilakukan agar saat dilakukan tindakan lagi bisa
diperoleh hasil yang lebih baik.
Dokumentasi
-
Catat
tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.
-
Catat
nama perawat yang melakukan tindakan.
-
Catat adanya penemuan gangguan atau tanda-tanda
kesembuhan lesi.
1 komentar:
sumbernya darimana kak?
Posting Komentar