Daerah perineal berwarna gelap, hangat
dan sering lembab yang mana merupakan daerah yang disukai untuk pertumbuhan
bakteri.
Pasien yang mendapat perawatan ini
adalah pasien yang beresiko tinggi memperoleh infeksi, misalnya pasien yang
menggunakan kateter urin tetap. Pasien yang mampu melakukan sendiri harus
diijinkan untuk melakukannya sendiri.
Pasien yang tidak mampu untuk
membersihkan daerah perineal maka akan dibantu oleh perawat, karena ini
merupakan bagian yang terpenting dalam personal hygiene. Jika ada kesalahan
dalam membersihkan daerah perineal bagi klien yang tidak mampu melakukan
sendiri maka dapat terjadi ketidaknyamanan pada fisik dan psikis, rusaknya
kulit dan juga bau yang tidak sedap.
3.1 Proses Keperawatan
3.1.1 Pengkajian
a.
Nursing
history
-
Identifikasikan
adanya praktik kebersihan perineal dan vaginal pada klien, produk yang
digunakan, variable yang mempengaruhi praktik tersebut.
-
Catat
beberapa riwayat masalah kesehatan perineal, dan hubungan dengan treatment.
b.
Nursing
examination
-
Periksa
genitalia laki-laki (scrotum, penis dan perineal) dari lesi, bengkak, radang, lecet,
kelembutan, bau, dan warna.
-
Periksa
genitalia wanita (pubis, labia, klitoris, lubang kencing, perineal) warna,
ukuran, lesi, massa,
bengkak, radang, lecet, kehalusan.
-
Periksa
anal jika ada robek, nodul-nodul, peregangan, polip, dan bau yang tidak enak.
c.
Faktor
resiko
Identifikasi beberapa
variable yang diketahui dapat menyebabkan masalah perineal dan vaginal atau
membuat sesuatu perawatan yang spesifik, urinary and fecal incontinence,
ketidakstabilan folley kateter, alat pembedahan genital, melahirkan, DM, dan
tertular penyakit.
Data yang diperoleh
- Data Subjektif
Klien mengatakan gatal,
lengket, nyeri, dan tidak nyaman
- Data Objektif
Terdapat sisa-sisa bahan
fekalit, kotor dan bau
3.1.2 Diagnosa
~
Perubahan
kenyamanan seperti nyeri perneal berhubungan lecetnya daerah perineal.
~
Potensial
untuk infeksi berhubungan dengan
kurangnya kebersihan perineal.
~
Gangguan
body image berhubungan dengan lesi genital
~
Perubahan
pola seksual berhubungan dengan nyeri pada lesi genital.
~
Potensial
terjadinya ketidaksesuaian integritas kulit berhubungan dengan urinary dan
fecal incontinence.
3.1.3 Perencanaan
a.
Tujuan
- Perineal klien bersih
- Lesi perineal, lecet menunjukkan tanda
kesembuhan (berkurang atau hilang)
- Klien dapat menerapkan kebersihan
perineal dengan benar
b.
Rencana
- Membersihkan genetalia laki-laki
(penis, scrotum, perineum dan rectum)
- Membersihkan genitalia wanita (area
pubis, labia, klitoris, lubang kencing, area rectum)
3.1.4 Implementasi
a.
Persiapan
alat
- Baskom cuci
- Sabun
dan tempatnya
- Waslap atau waslap mandi sekali pakai
(2-3)
- Tissue kamar mandi
- Handuk mandi
- Selimut mandi
- Alas tahan air atau bedpan
- Sarung tangan sekali pakai
- Kantung sekali pakai
b.
Persiapan
klien
Jelaskan prosedur dan
tujuannya kepada klien, hal ini dapat membantu meminimalkan kecemasan selama
prosedur yang sering membuat malu baik perawat maupun klien. Berikan kesempatan
bagi klien untuk urifikasi terlebih dahulu bila perlu.
c.
Persiapan
lingkungan
- Tarik tirai di sekitar tempat tidur
atau tutup pintu untuk menjaga privasi klien
- Susun peralatan di samping tempat tidur
untuk mempermudah proses
- Tinggikan tempat tidur untuk posisi
yang nyaman
d.
Pelaksanaan prosedur
NO
|
LANGKAH
|
RASIONAL
|
1.
|
Identifikasi klien beresiko untuk perkembangan infeksi
genitalia, saluran urinarius, atau saluran reproduksi (misal, keberadaan
kateter yang tetap, inkontinensia fekal, atau insisi bedah)
|
Sekresi yang menumpuk pada permukaan kulit sekitar
genitalia wanita dan pria bertindak sebagai reservoir infeksi. Jaringan yang
traumatik memberikan jalan masuknya organisme penginfeksi
|
2.
|
Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien
|
Membantu meminimalkan kecemasan selama prosedur yang
seringkali membuat malu perawat dan klien
|
3.
|
Persiapan peralatan dan bahan yang diperlukan:
|
Digunakan bila memberikan mandi di tempat tidur
|
a. Baskom
|
||
b. Sabun dan tempatnya
|
||
c. Dua atau tiga waslap
|
||
d. Handuk mandi
|
||
e. Selimut mandi
|
Digunakan untuk menutupi klien
|
|
f. Alas tahan air atau bedpan
|
Mencegah kotornya linen(sprei) tempat tidur
|
|
g. Tissue toilet
|
||
h. Sarung tangan sekali pakai
|
Mencegah kontak dengan mikoorganisme dalam sekresi tubuh
|
|
Bahan-bahan tambahan bila perawatan perineum diberikan
selama waktu diluar mandi:
|
||
a. Botol kapas atau lidi kapas
|
Digunakan untuk membersihkan wanita yang sedang menstruasi
atau sekitar kateter tetap
|
|
b. Botol larutan atau tempat yang diisi dengan air hangat
atau larutan pembersih yang diresepkan
|
||
c. Kantong tahan air
|
Untuk tempat pembuangan bola kapas
|
|
4.
|
Tata peralatan di samping tempat tidur
|
Memastikan prosedur sesuai urutan
|
5.
|
Cuci tangan
|
Mengurangi transmisi organisme
|
6.
|
Tarik tirai sekitar tempat tidur atau tutup pintu kamar.
Tinggikan tempat tidur sampai pada posisi kerja yang nyaman.
|
Mempertahankan privasi klien.Memfasilitasi mekanika tubuh
yang baik
|
7.
|
Turunkan penghalang sisi tempat tidur dan bantu klien pada
posisi tidur miring, letakkan handuk sepanjang sisi badan klien dan
pertahankan klien agar tertutup selimut mandi semaksimal mungkin
|
Jika klien dengan ketergantungan total memerlukan bantuan
untuk menyangga klien pada posisi miring
|
8.
|
Kenakan sarung tangan sekali pakai
|
Mencegah kontak dengan cairan tubuh
|
9.
|
Jika ada feses, ambil popok atau tisu toilet dan bersihkan
dengan usapan sekali buang. Bersihkan bokong dan anus dari depan ke belakang
(lihat gambar). Bersihkan dan bilas dengan teliti. Keringkan secara lengkap.
Pindahkan dan buang popok dan ganti dengan yang baru.
|
Pembersihan mengurangi transmisi mikroorganisme dari anus
ke urethra atau genitalia
|
10.
|
Berikan perawatan perineum
|
|
Perawatan perineum wanita
|
||
1. Ganti sarung tangan jika sudah kotor
|
||
2. Letakkan popok tahan air di bawah bokong klien dengan
posisi klien supine (TAMBAHAN: letakkan pispot di bawah klien)
|
Melindungi sprei tempat tidur dari kotoran
|
|
3. Bantu klien dalam posis dorsal rekumben
|
Memudahkan akses genitalia
|
|
4. Lipat linen tempat tidur paling atas ke arah kaki
tempat tidur dan angkat baju klien sampai di atas daerah genitalia
|
Membuka dareah perineum untuk aksesbilitas yang mudah
|
|
5. Bungkus klien secara 'diamond' dengan menempatkan
selimut mandi dengan satu ujung di antara kedua kaki, satu ujung ke arah
masing-masing sisi tempat tidur, dan satu ujung di atas dada. Lipat
ujung-ujung samping sekitar tungkai dan di bawah pinggang (lihat gambar)
|
Mencegah klien bahaya jatuh. Suhu air yang sesuai mencegah
terbakarnya perineum
|
|
6.Naikkan penghalang tempat tidur isi baskom dengan air
hangat. Letakkan di atas meja tempat tidur.
|
Mencegah terbukanya bagian tubuh yang tidak diperlukan dan
mempertahnkan kehangatan dan kenyamanan klien.
|
|
7. Turunkan penghalang dan bantu klien memfleksikan
lututnya dan pisahkan kedua kaki terbuka
|
Menyediakan, terbukanya secara penuh genitalia wanita
|
|
8. Lipat ujung bawah selimut mandi di antara kedua tungkai
klien ke arah abdomen
|
Mempertahankan klien terbungkus sampai prosedur dimulai,
meminimalkan kecemasan
|
|
9. Bersihkan dan keringkan paha atas klien.
|
Terbentuknya sekresi perineum dapat menyebabkan permukaan
kulit sekitar kotor.
|
|
10. Bersihkan labia majora. Gunakan tangan yang tidak dominan
untuk membuka labia secara lembut dari paha; dengan tangan domian, bersihkan
secara hati-hati lipatan kulit. Usapan dari arah perineum ke arah rektum.
Ulangi pada sisi yang berlawanan, gunakan bagian waslap yang berbeda. bilas
dan keringkan daerah tersebut secara merata.
|
Lipatan kulit dapat berisi sekresi tubuh yang menyimpan
organisme. Usapan dari perineum ke rektum mengurangi peluang perpindahan
organisme feses ke meatus urinarius.
|
|
11. Pisahkan labia dengan tangan tidak dominan untuk
membuka meatus urithra dan orifisium vagina. Dengan tangan dominan, bersihkan
ke arah bawah dari pubis ke arah rektum dengan satu kali usapan. (lihat
gambar). Gunakan bagian waslap yang berbeda untuk setiap usapan. bersihkan
secara merata sekitar labia minora, klitoris dan orifisium vagina
|
Metode pembersihan mengurangi perpindahan mikroorganisme
ke meatus urinaria. (untuk klien yang sedang menstruasi dengan kateter urin
tetap, bersihkan dengan bola kapas.
|
|
12. Jika klien berada di atas pispot, siram air hangat di
atas daerah perineum.
|
Pembilasan mengangkat sabun dan mikroorganisme lebih
efektif daripada pengusapan.
|
|
13. Keringkan daerah perineum secara merata
|
Lembab yang tertahan merupakan tempat mikroorganisme.
|
|
14. Lipat ujung bawah selimut mandi kembali di antara kaki
klien dan di atas perineum. Minta klien untuk menurunkan kaki dan memperoleh
posisi aman.
|
posisi baring miring menyediakan akses ke daerah anus
untuk pembersihan.
|
|
Perawatan perineum pria
|
||
1. Ganti sarung tangan jika sudah kotor.
|
||
2. Turunkan penghalang, turunkan ujung atas selimut mandi
di bawah perineum klien. Secar lembut angkat penis dan letakkan handuk mandi
di bawahnya.
|
Handuk mencegah lembab yang berkumpul pada daerah
inguinal.
|
|
3. Secara lembut raih tangkai penis. Jika klien tidak
disirkumsisi, tarik kulit luarnya. Jika klien ereksi, tangguhkan prosedur.
|
Penangan yang lembut mengurangi peluang klien ereksi.
Sekresi membuat mikroorganisme berkumpul di bawah lipatan kulit.
|
|
4.Cuci kepala penis. Pertama-tama pada meatus urethra.
Gunakan gerakan melingkar, bersihkan dari meatus ke arah luar dan ke bawah
tungkai. (lihat gambar). Buang waslap dan ulangi dengan waslap yang bersih
sampai penis bersih. Bilas dan keringkan secara lembut.
|
Arah pembersihan dimulai dari daerah yang sedikit
terkontaminasi ke daerah yang paling banyak terkontaminasi, mencegah
mikroorganisme masuk urethra.
|
|
5. Kembalikan kulit luar ke posisi semula
|
Retraksi kulit luar dapat mengetatkan sekitar kepala
penis, dapat menyebabkan edema lokal dan ketidaknyamanan
|
|
6. Cuci tangkai penis dengan usapan lembut tetapi tegas ke
arah bawah. Beri perhatian khusus pada permukaan bawah penis.
|
Pijatan yang keras dari penis dapat menyebabkan ereksi,
yang dapat menyebabkan malu bagi klien dan perawat. Permukaan sebelah bawah
penis memiliki akumulasi sekresi terbesar.
|
|
7. Bilas dan keringkan penis secara merata.
|
Abduksi tungkai memudahkan akses ke jaringan skrotum.
|
|
8. Secara lembut bersihkan skrotum. Angkat secara
hati-hati dan bersihkan lipatan kulit di bawahnya. Bilas dan keringkan
|
Tekanan pada jaringan skrotum dapat menyakitkan klien.
Sekresi berkumpul di antara lipatan kulit. Permukaan di bawah skrotum dapat
berkembang menjadi luka tekan.
|
|
9. Lipat kembali selimut mandi di atas perineum dan bantu
klien kembali ke posisi yang nyaman.
|
Pembungkusan meningkatkan kenyamanan dan meminimalkan
kecemasan. Posisi baring miring memberi akses ke daerah anal.
|
|
11.
|
Jika klien mengalami inkontinensia feses dan/atau urin,
gunakan lapisan tipis pelindung kulit yang berisi petrolatum atau zink oksida
pada anus dan kulit perineum.
|
Melindungi kulit dari kelebihan lembab dan toksin dari
urin dan feses.
|
12.
|
Buka sarung tangan sekali pakai dan buang pada tempatnya.
|
Lembab dan sekresi tubuh pada sarung tangan dapat membawa
mikroorganisme.
|
13.
|
Bantu klien memperoleh posisi yang nyaman dan tutup dengan
selimut.
|
Kenyamanan klien meminimalkan stress emosional dari
prosedur
|
14.
|
Angkat selimut mandi dan buang semua linen tempat tidur
yang kotor. Kembalikan peralatan yang tidak digunakan pada tempat
penyimpanan.
|
Mengurangi transmisi infeksi
|
15.
|
Tinggikan penghalang dan turunkan posisi tempat tidur pada
ketinggian yang sesuai. Kembalikan ruangan pada kondisi sebelum prosedur.
|
Mencegah klien bahaya jatuh. Lingkungan yang bersih
menambah kenyamanan klien.
|
16.
|
Cuci tangan.
|
Mengurangi transmisi infeksi
|
17.
|
Inspeksi permukaan genitalia eksternal dan kulit sekitar
terhadap kemerahan, bengkak, kotoran, atau iritasi, setalah pembersihan.
|
Sekresi yang tebal dapat menutupi lesi kulit yang ada di
bawahnya atau daerah yang terluka. Evaluasi dapat menentukan akan terapi
tambahan.
|
18.
|
Jika kateter yang tetap berada pada tempatnya, pastikan
bahwa kateter diamankan dengan perekat.
|
|
19.
|
Catat prosedur dan segala temuan yang tidak normal.
(misalnya pengeluaran atau kodisi genitalia).
|
Memastikan keakuratan dan ketepatan waktu dokumentasi
perawat.
|
3.1.5
Evaluasi
-
pada
saat yang telah ditentukan, evaluasi apakah klien telah mencapai tujuan yang
telah direncanakan
-
revisi
rencana perawatan bila terdapat kekurangan dalam tindakan yang telah dilakukan
agar saat dilakukan tindakan lagi bias diperoleh hasil yang lebih baik.
3.1.6
Dokumentasi
1. Catatan perawat
-
Catat
tanggal dan waktu dari pelaksanaan prosedur perawatan perineal.
-
Catat
nama perawat yang telah melakukan tindakan.
-
Catat
temuan seperti infeksi, iritasi, dan sebagainya.
2. Catatan
medis
- catat setiap sabun atu obat yang digunakan.
0 komentar:
Posting Komentar