MARHABAN YA RAMADHAN MARHABAN YA SYAHRU SYIAM

WELCOME

GROSIR LANCAR BERKAH (PRODUSEN CAMILAN KHAS INDONESIA) INSTAGRAM

Minggu, 10 Maret 2013

Perawatan Mata, Telinga dan Hidung

MATA
Mata adalah organ yang sangat penting tetapi mereka tidak membutuhkan perawatan spesial dalam kehidupan sehari – hari. Kelenjar Lakrimal (air mata), terletak di cekungan pada tulang frontal tengkorak pada sisi atas bagian sudut luar dari bola mata memproduksi cairan lakrimal (air mata) yang secara kontinyu membilas mata. Air mata akan mengalir ke dalam kantung lakrimal yang berada pada chantus bagian dalam. Dari kantung lakrimal, air mata akan mengalir melalui duktus lakrimalis ke meatus inferior dari hidung. Cairan ini akan membuat mata tetap basah/ lembab dan membantu membilas/membuang partikel-partikel asing.

TELINGA
Higiene telinga bertujuan untuk mempertahankan ketajaman pendengaran. Bila substansi lilin atau benda asing menumpuk pada saluran telinga luar maka akan mengganggu konduksi suara. Hal ini sering terjadi pada lansia dan klien yang menggunakan alat bantu pendengaran. Perawat menganjurkan klien untuk melakukan pembersihan dan pemeliharaan yang tepat seperti halnya teknik komunikasi untuk melatih pendengaran kata-kata yang diucapkan.

HIDUNG
Selain sebagai indra penciuman, hidung juga sebagai pengatur temperatur dan kelembapan udara yang masuk dan mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan. Apabila sekresi yang mengeras terakumulasi ke dalam vakum nares maka bisa merusak sensasi olfaktori dan pernapasan. Dan bila terjadi iritasi mukosa nasal, maka akan menyebabkan pembengkakan dan akhirnya terjadi obstruksi nares. Perawatan hidung ini ditujukan khususnya bagi klien yang menggunakan nasogastrik dan pipa endotrakheal karena pada klien ini dibutuhkan perhatian khusus pada organ ini.

Proses Keperawatan
            Pengkajian
a.      Nursing History
-    Identifikasikan bentuk mata, telinga, dan hidung klien. Meliputi penggunaan dan perawatan alat-alat bantu penglihatan (kacamata, lensa kontak, mata buatan) dan alat bantu pendengaran. 
-   Catat masalah yang pernah terjadi pada mata, telinga, hidung, serta treatment yang berkaitan.
b.      Nursing Examination
Mata
-    Catat keadaan mata, kesimetrian, dan penampilan mata secara umum.
-    Cek apakah bulu mata tersebar dengan baik.
-    Catat jika ada lesi, nodul, kemerahan, bengkak, mengeras, pengelupasan, air mata yang berlebih, atau gangguan kelopak mata.
-    Cek warna konjungtiva, reflek mata, dan ketajaman mata.
Telinga
-    Cata letaknya, kesimetrian, tampilan umum telinga.
-    Perhatikan telinga bagian luar meliputi pemeriksaan aurikel, membran timpani, cairan lilin pada kanal, kekeringan, pengerasan, dan catat apakah ada perubahan.
-    Cek ketajaman pendengaran.
Hidung
-    Pada pemeriksaan hidung, catat posisi penampilan umum dari hidung, periksa lubang hidung, lihat apakah ada inflamasi, luka, deformitas, edema, kekeringan, perdarahan, kekurangan atau kelebihan sekresi.
-    Bila klien memakai selang di hidung perawat harus melihat permukaan nares yang kontak dengan selang, untuk mengetahui adanya jaringan yang mengelupas, lunak yang terlokalisasi, inflamasi dan pendarahan.

Diagnosa
F Gangguan persepsi sensorik (penglihatan, penciuman dan pendengaran) sehubungan dengan stress psikologi.
F Kurang pemeliharaan kesehatan sehubungan dengan ketidaksesuaian persepsi (penglihatan atau pendengaran).
F Gangguan pada interaksi sosial sehubungan dengan gangguan pada penglihatan atau pendengaran.
F Ketakutan sehubungan dengan kehilangan kemampuan melihat, mendengar.
F Potensial mengalami kecacatan sehubungan dengan mengalami gangguan penglihatan.

Perencanaan
a.      Tujuan
-    Mata, telinga, dan hidung klien dapat berfungsi dengan benar.
-    Mata, telinga, dan hidung klien tampak bersih.
-    Gangguan pada mata, telinga dan hidung menunjukkan proses kesembuhan.
-    Klien dapat menunjukkan cara perawatan  mata, telinga dan hidung yang benar.
b.      Rencana
Mata
-    Membersihkan mata dari bagian dalam ke bagian luar menggunakan kapas yang basah, hangat atau kompres untuk melembutkan sekresi yang keras. Hindari kontaminasi.
-    Jika reflek berkedip menurun atau tidak ada, gunakan larutan air mata buatan atau normal saline sekurang-kurangnya 4 jam sekali untuk menjaga agar air mata tetap lembab dan mencegah dari kekeringan. Gunakan pelindung untuk menjaga kelopak mata tetap tertutup jika diperlukan.
-    Tawarkan kacamata yang cocok, kontak lens, ajari pemakaian dan perawatan mata buatan yang benar.
-    Pilihan pribadi dan kebiasaan klien digabungkan dengan rencana perawat untuk perawatan hygiene. Anggota keluarga harus dilibatkan sejak awal, karena mereka diperlukan dalam tindakan hygiene. Perawatan ekstra harus diberikan untuk menghindari kerusakan pada jaringan. Tujuan perawatan pada klien adalah memastikan mata klien bebas dari infeksi, berfungsi dengan normal dan klien akan mampu melakukan perawatan mata sehari-hari.
Telinga
-    Membersihkan telinga eksternal dengan waslap, beritahukan pada klien agar jangan pernah memasukkan benda ke dalam telinga untuk membersihkan.
-    Membantu klien untuk melembutkan dan mengeluarkan kotoran yang mengeras.
-    Tawarkan alat bantu pendengaran. Ajari cara pemakaian dan perawatan yang benar.
Hidung
-    Instruksikan klien untuk membersihkan hidungnya dengan menghembus-hembuskan udara. Bersihkan sekresi hidung dengan cairan.

Implementasi
1. Mata
         Normalnya mata akan selalu dibersihkan oleh cairan lacrimal. Saat sakit, mata memproduksi air mata lebih dari normal sehingga tampak berkaca-kaca.
a.      Persiapan alat
-    kapas
-    air/normal saline
b.      Persiapan klien
-    Jelaskan prosedur pada klien
-    Klien berbaring atau duduk
c.       Persiapan lingkungan
-    Tarik tirai atau tutup pintu ruangan
d.      Pelaksanaan prosedur
Teknik yang dilakukan jika sekresi kurang sehingga mata menjadi kering dan mengeras.
No
Tindakan
Rasional
1
Jelaskan prosedur pada klien
Agar klien dapat berpartisipasi dengan maksimal
2
Cuci tangan
Mencegah penyebaran mikroorganisme
3
Gunakan air atau normal saline dan kapas atau waslap/kompres untuk membersihkan mata
Jangan gunakan sabun karena sabun dapat mengiritasi mata dan membuat pedih.
4.
Posisikan klien tidak miring ke salah satu sisi mata.
Agar saat membersih agar cairan dan kotoran-kotoran tidak melalui hidung dan mengkontaminasi mata.
5
Basahi kapas dengan larutan yang telah dipilih dan usapkan sekali sambil menggerakkan kapas dari canthus bagian dalam ke canthus bagian luar.
Buang kapas yang telah dipakai. Teruskan teknik ini gunakan 1 kapas untuk 1 kali sampai mata menjadi bersih.
Meminimalisir masukan-masukan kotoran-kotoran ke area yang dialiri ductus lacrimal.


Untuk mencegah kembalinya kuman ke mata tersebut.
6
Minta klien untuk ganti posisi dan bersihkan mata yang satunya dengan teknik yang sama.

7
Bereskan peralatan
Agar rapi

b.      Perawatan mata bagi klien yang tidak sadar
Pasien yang reflek kedipnya berkurang atau tidak ada dan pasien yang kelopak matanya terus terbuka ini memerlukan perawatan yang sering (minimal tiap 4 jam). Jika mata tersebut tidak terjaga kelembabannya akan terjadi Corneal Ulceration yang disebabkan oleh keringnya mata. Menurut teori keperawatan harus menggunakan saline atau air mata buatan/tiruan, untuk melumasi mata dan melindungi mata agar tetap bisa tertutup.
c.       Perawatan kacamata
Perawat seharusnya melakukan tindakan pencegahan untuk melindungi agar kacamata tidak rusak. Pasien yang memerlukan kacamata harus didukung/didorong untuk memakai kacamatanya untuk menghindari peradangan. Lensa plastik lebih terkenal karena tergolong lebih ringan daripada lensa kaca, dan sama akuratnya seperti lensa kaca. Salah satu kerugian dari lensa plastik adalah bahannya mudah tergores.
Kacamata harus dibersihkan di atas handuk sehingga jika kacamata itu terjatuh maka tidak pecah atau rusak atau retak. Kacamata dibersihkan dengan air hangat dan sabun. Kalau air terlalu panas dapat menyebabkan lensa plastik atau framenya melengkung. Atau persiapkan pembersihan secara khusus untuk membersihkannya. Kacamata harus dibilas setelah dibersihkan dengan air dan sabun. Kacamata harus dikeringkan dengan kain yang bersih dan lembut, seperti saputangan dan lap dari katun. Kertas yang terbuat dari bubur biasanya dapat menyebabkan lensa tergores. Kacamata tidak boleh dibersihkan dengan tissu kertas yang kering.
d.      Perawatan mata tiruan
Hampir semua pasien yang memakai mata tiruan lebih suka merawatnya sendiri dan mereka harus didukung untuk melakukan itu jika memungkinkan. Peralatan yang diperlukan meliputi: baskom kecil, sabun, dan air untuk mencuci dan membilas prosthesis. Normal saline atau air ledeng dapat digunakan untuk membilas. Sebagian besar orang mempunyai cara sendiri untuk membersihkan rongga mata dan sekitarnya. Perawat seharusnya meminta pasien untuk melakukan ini sendiri untuk selanjutnya. Pasien harus berbaring di bawah sehingga mata tiruan itu tidak terjatuh ke lantai. Rongga mata seharusnya dibilas dengan normal saline sebelum mengganti mata tiruan tersebut.
e.       Persiapan perawatan lensa kontak
Lensa kontak adalah suatu cakram kecil yang dipasang langsung pada bola mata. Lensa kontak akan melekat pada tempatnya oleh adanya tegangan permukaan dari air mata, lensa yang keras (hardlens) dibuat dari bahan yang tidak menyerap air dan nonpliable. Lensa lembut (softlens) dibuat dari bahan plastik yang menyerap air, pliabel dan lembut. Lensa dapat menjadi rapuh bila terjadi kekeringan dan akan menjadi normal jika terkena cairan baik saline maupun air mata.
Orang yang memakai lensa kontak harus melindungi/menjaga lensa dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan mata infeksi atau radang, dan menggunakannya dengan cara yang benar agar tidak melukai/menggores permukaan mata dan lensa. Lensa seharusnya dilepas sebelum mandi shower, berenang, atau berjemur di bawah sinar matahari atau jika terjadi iritasi saat terkena asap rokok. Lensa jangan sampai terkena kosmetik, sabun, dan hairspray karena dapat menyebabkan iritasi mata. Jika terjadi iritasi mata harus segera dilaporkan ke dokter.
Kornea mata yang terdiri dari jaringan ikat padat, tidak punya persediaan darahnya sendiri dipelihara terutama oleh oksigen dari atmosfer maupun dari air mata. Ketika memakai lensa kontak kornea itu memerlukan persediaan oksigen melebihi normalnya, karena metabolit ratenya meningkat. Agar kornea dapat menerima oksigen secara maksimal hardlens harus dilepas sebelum tidur dan tidak boleh dipakai lebih dari 12 sampai 16 jam. Pemakaian softlens dapat dipakai selama 14 hari sampai 30 hari, jika ada gejala robek, nyeri, dan warna merah harus segera dilepas.
Perawat perlu membantu pasien melepas lensa jika pasien tidak dapat melakukannya sendiri. Jika lensa itu dipakai pada mata dalam jangka waktu yang terlalu lama maka akan menyebabkan kerusakan mata secara permanen. Ini bisa terjadi, misalnya pada pasien tidak sadar.
Soflens dilepas dengan cara grasping pada lensa pada tepi bawah dengan hati-hati, dengan telunjuk dan ibu jari, kemudian lensa itu diangkat dari mata. Softlens dibersihkan, dibilas dan diletakkan pada tempatnya. Lensa seharusnya dikenali dengan benar mana yang kanan dan mana yang kiri karena kedua lensa itu tidak sama. Perawat tidak boleh melepas lensa, jika mata terluka karena hal ini berbahaya dan dapat menambah lukanya.
$ Inspeksi mata untuk mengetahui apakah klien menggunakan lensa kontak.
$ Kaji kemampuan klien untuk memanipulasi dan menyentuh lensa kontak untuk menentukan tingkat bantuan yang diperlukan.
$ Setelah lensa dilepas inspeksi terhadap tanda iritasi kornea air mata yang berlebihan, kemerahan dan rasa perih terbakar.
$ Persiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan : tempat penyimpanan lensa dengan nama klien, peralatan disinfektan termal (tambahan), pembersih surfaktan, larutan pembilas, disinfektan steril dan larutan enzim, larutan pembasah steril untuk lensa keras, bola kapas/kapas bertangkai, handuk mandi, mangkuk piala ginjal dan gelas yang berisi air hangat.
$ Diskusi prosedur dengan klien dan atur posisi klien terlentang atau duduk di tempat tidur atau kursi.
Melepas lensa kaku
No
Langkah
Rasional
1.
Cuci tangan

2.
Letakkan handuk di bawah wajah klien
Menangkap lensa jika secara tidak sengaja jatuh dari mata klien.
3.
Pastikan lensa berada pada posisi yang tepat di atas kornea.
Posisi lensa yang tepat dapat mempermudah proses pelepasan.
4.
Letakkan jari telunjuk ke pojok luar mata dan tarik secara lembut ke belakang arah telinga.
Mengencangkan kelopak terhadap bola mata.
5.
Minta klien berkedip dengan melepaskan tekanan terhadap kelopak mata hingga kedipan selesai
Manuver harus menyebabkan lensa terlepas dan keluar
6.
Jika lensa gagal keluar, secara lembut tarik kelopak mata melebihi ujung lensa. Tekan kelopak mata bawah berlawanan dengan ujung bawah lensa.
Tekanan menyebabkan ujung atas lensa keluar.
7.
Biarkan kelopak menutup sedikit dan pegang lensa saat naik dari mata. Mangkuk penghisap dapat digunakan untuk klien gelisah atau tidak sadar.
Manuver menyebabkan lensa dapat ditarik keluar dengan mudah.
8.
Letakkan lensa di tangan anda.
Melindungi lensa dari kerusakan.
9.
Bersihkan dan bilas lensa, letakkan lensa dalam otak penyimpanan yang sesuai dengan sisi konveks di bawah
Kedua lensa mungkin tidak memiliki resep yang sama, penyimpanan yang tepat mencegah tergores atau pecah.
10.
Ulangi langkah untuk lensa yang lain.

11.
Kembalikan handuk dan cuci tangan
Mengurangi penyebaran infeksi dan menjaga lingkungan tetap rapi.
Membersihkan dan mendisinfeksi lensa kontak
No
Langkah
Rasional
1.
Cuci tangan
Mengurangi trasmisi mikro organisme
2.
Susun peralatan di samping tempat tidur.
Memberikan kemudahan pada peralatan.
3.
Letakkan handuk di atas area kerja.
Handuk membantu mencegah lensa pecah
4.
Buka tempat lensa dengan hati-hati, perhatikan jangan membuka tempat lensa secara tiba-tiba.
Mencegah lensa jatuh atau keluar dari kotak secara kebetulan.
5.
Berikan 1-2 tetes larutan pembersih pada lensa di telapak tangan anda (gunakan larutan pembersih yang direkomendasikan oleh pabrik lensa atau praktisi perawatan mata).
Mengangkat komponen air mata termasuk mucus, lemak dan protein yang terdapat pada lensa.
6.
Gosok lensa dengan lembut tetapi merata pada kedua sisi selama 20-30 detik. Gunakan jari telunjuk atau jari kelingking atau aplikator kapas bertangkai yang direndam dalam pembersih untuk membersihkan lensa bagian dalam. Hati-hati untuk tidak menggores lensa dengan kuku jari.
Lebih mudah membersihkan dan memanipulasi dengan ujung jari. Membersihkan seluruh permukaan dari mikro organisme.
7.
Pegang lensa di atas mangkuk piala ginjal, bilas keseluruhan dengan larutan pembilas yang direkomendasikan pabrik lensa atau dengan air dingin.
Mengangkat kotoran dan zat pembersih dari permukaan lensa.
8.
Letakkan lensa di kotak penyimpanan dan isi dengan larutan dis infeksi yang direkomendasikan pabrik atau  praktisi kesehatan mata. Letakkan lensa dalam otak penyimpanan yang sesuai dengan sisi konveks di bawah.

Memasukkan lensa kontak
No
Langkah
Rasional
1.
Cuci tangan secara merata dengan sabun nonkosmetik yang ringan. Bilas dengan air bersih keringkan dengan handuk bersih.
Melapisi tangan dengan sabun yang mengandung parfum, deodorant, atau krim kompleks dapat berpindah ke lensa dan mengiritasi mata.
2.
Letakkan handuk di dada klien.
Handuk membantu menangkap lensa yang jatuh, mencegah lensa retak, tergores atau pecah.
3.
Pindahkan lensa kanan dari tempat penyimpanan, usahakan mengangkat lensa lurus ke atas.
Lensa yang tergelincir dari kotak dapat menimbulkan goresan.
4.
Bilas dengan air dingin.
Air panas menyebabkan lensa melengkung
5.
Basahi lensa pada kedua sisi dengan larutan pembasah yang diresepkan.
Melubrikasi lensa sehingga memudahkan untuk dapat menggelincir di atas dan melekat pada kornea.
6.
Letakkan lensa kanan sisi konkaf di atas jari telunjuk tangan yang dominan.
Memanipulasi lensa yang sesuai memastikan pemasukan yang mudah. Permukaan dalam lensa harus menghadap ke atas sehingga dapat dipakai pada kornea.
7.
Instruksi klien untuk melihat lurus ke depan dengan mata terbuka lebar sementara meretraksi kelopak mata bawah; letakkan lensa secara lembut di atas permukaan pusat kornea.
Lensa kaku dan dapat diletakkan saat leher melihat lurus ke depan. Retraksi kelopak meningkatkan pemasukan yang mudah diantara batas kelopak.
8.
Minta klien menutup mata sebentar dan menghindari kedipan.
Membantu mengamankan posisi lensa.
9.
Minta klien membuka mata. Pastikan lensa berada tepat di tengah dengan menanyakan kepada klien apakah penglihatannya kabur.
Jika lensa tergeser ke samping kornea atau ke dalam kantong konjungtiva maka penglihatan akan kabur.
10.
Ulangi langkah untuk mata kiri.

11.
Bantu klien untuk posisi nyaman.
Meningkatkan kenyamanan klien.
12.
Buang peralatan yang kotor, buang larutan di dalam tempat penyimpanan, bilas keseluruhan tempat penyimpanan, keringkan dan cuci tangan.
Penggunaan cairan penyegar setiap hari mencegah infeksi.

2. Telinga
a.      Persiapan alat
-    handuk kecil yang lembut
-    baskom berisi air hangat
b.      Persiapan klien
-    Jelaskan prosedur pada klien
c.       Persiapan lingkungan
-    Tutup tirai atau pintu ruangan
d.      Persiapan prosedur
No
Tindakan  
Rasional
1.
Jelaskan prosedur pada klien.
Agar dalam pelaksanaannya klien bisa lebih kooperatif.
2.
Cuci tangan.
Mencuci tangan tangan untuk menghilangkan mikroorganisme.
3.
Menutup pintu atau tarik tirai di sekitar tempat tidur.
Menjaga privasi klien.
4.
Siapkan dan atur peralatan pada tempat yang sangat mudah dijangkau.
Memudahkan pelaksanaan tindakan.
5.
Bantu klien pada posisi duduk atau memposisikan kepala klien pada posisi yang nyaman.

6.
Hadapkan telinga klien ke arah perawat.
Memudahkan perawat untuk melakukan prosedur.
7.
Gosok telinga klien dengan handuk yang sudah dibasahi.
Arah penggosokan :
Pada bagian belakang telinga gosok dari bawah ke atas.
Pada bagian dalam gosok bagian lekukan dari dalam ke luar.
Dengan handuk basah agar kotoran dapat terangkat dengan mudah.
Dari dalam keluar agar kotoran tidak ada yang tertinggal di dalam lekukan telinga.
8.
Keringkan dengan handuk kering.
Agar tidak lembab dan tidak mudah kotor kembali.
9.
Lakukan hal yang sama pada telinga yang satunya.

10.
Lakukan pemeriksaan seksama pada kanal telinga. Dengan menarik daun telinga ke arah lateral atas.
Jika ada kotoran di saluran itu, dibuang dengan irigasi yang lembut pada telinga itu. Arus air harus diarahkan ke arah sisi saluran untuk mencegah luka pada gendang telinga.
Jangan gunakan jepit rambut, jepitan kertas (klip), kuku jari tangan untuk mengeluarkan kotoran dari telinga.
Agar lebih jelas mengamati benda asing atau srumen yang ada pada kanal.





Karena dapat menyebabkan luka atau trauma pada kanal telinga dan ruptur pada membran timpani.
11.
Bereskan peralatan, cuci tangan.
Untuk merapikan dan mencegah penyebaran mikroorganisme.

Alat Bantu Dengar
         Jika pasien menggunakan alat bantu dengar, baterai harus dikontrol, dicek secara rutin dan ear piece harus dibersihkan setiap hari dengan air dan sabun yang lembut.
3. Hidung
a.      Persiapan
-    kapas atau tissu
-    cotton bud (bila perlu)
-    minyak biji kapas
b.      Persiapan klien
-    Jelaskan prosedur.
-    Kaji kembali ada tidaknya lesi dalam hidung.
c.       Persiapan lingkungan
-    Tutup tirai atau pintu ruangan.
d.      Pelaksanaan prosedur
No
Tindakan 
Rasional
1.
Jelaskan prosedur pada klien.
Agar dalam pelaksanaannya klien bisa lebih kooperatif.
2.
Cuci tangan.
Mencuci tangan untuk menghilangkan mikroorganisme.
3.
Menutup pintu atau tarik tirai di sekitar tempat tidur.
Menjaga privasi klien.
4.
Siapkan dan atur peralatan pada tempat yang mudah dijangkau.
Memudahkan pelaksanaan tindakan.
5.
Bantu klien pada posisi duduk atau memposisikan kepala klien pada posisi yang nyaman.
Agar kotoran dalam hidung tidak masuk kembali ke hidung pada saat meniupkan kotoran itu.
6.
Letakkan tissu di bawah hidung tetapi jangan sampai menutupi lubang hidung.
Tissu untuk menampung kotoran.
Penutup lubang hidung menghalangi pernapasan.
7.
Instruksikan klien untuk meniupkan udara dari dalam hidung dengan lembut.
Kedua lubang hidung harus terbuka saat melakukan peniupan ini.
Untuk mengeluarkan kotoran.
Penutupan satu lubang hidung dapat berbahaya karena dapat menekan sisa kotoran justru masuk ke dalam hidung
8.
Ganti tissu yang baru jika sudah terlalu kotor. Buang tissu yang kotor pada tempatnya.
Mencegah penyebaran mikroorganisme.
9.
Lakukan lagi sampai dirasa bersih.

10.
Gunakan tissu baru untuk membersihkan sisa kotoran yang tertinggal di ujung lubang hidung dan sekitarnya.
Gunakan cotton bud jika ada kotoran yang tertinggal di bagian dalam.
Menghilangkan rasa tidak nyaman pada klien yang disebabkan oleh kotoran yang masih ada di dalam hidung.
11.
Jika bagian luar hidung (external nares) itu mengeras, gunakan minyak biji kapas atau mineral untuk mengusapnya.
Minyak biji kapas atau mineral untuk membantu dengan lembut atau melumaskan untuk memindahkan kulit keras itu.
12.
Jika klien menggunakan selang makan atau suksion, maka perawat harus mengganti plester yang mengikat selang minimal sekali sehari.
Perawat harus selalu membereskan daerah sekitar selang dengan teliti.
Plester lembab karena mukosa nasal mempermudah terjadinya mserasi kulit dan mukosa.

Mungkin ada sekresi yang mengumpul.
13.
Bersihkan daerah sekitar hidung dan bibir dengan menggunakan handuk kecil yang telah dibasahi.
Untuk membersihkan sisa kotoran agar tidak lengket.
14.
Kembalikan posisi klien seperti semula.
Agar klien nyaman kembali.
15.
Bereskan peralatan. Cuci tangan.
Mencegah penyebaran mikro organisme.

Evaluasi
-          Pada saat yang telah ditentukan, evaluasi apakah klien telah mencapai tujuan yang telah direncanakan.
-          Revisi perencanaan perawatan bila terdapat kekurangan dalam tindakan yang telah dilakukan agar saat dilakukan tindakan lagi bisa diperoleh hasil yang lebih baik.
Dokumentasi
-          Catat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.
-          Catat nama perawat yang melakukan tindakan.
-          Catat adanya penemuan gangguan atau tanda-tanda kesembuhan lesi.

1 komentar:

Posting Komentar

GROSIR KRIPIK TEMPE TOKOPEDIA