MARHABAN YA RAMADHAN MARHABAN YA SYAHRU SYIAM

WELCOME

GROSIR LANCAR BERKAH (PRODUSEN CAMILAN KHAS INDONESIA) INSTAGRAM

Minggu, 10 Maret 2013

PERAWATAN PERINEAL


Daerah perineal berwarna gelap, hangat dan sering lembab yang mana merupakan daerah yang disukai untuk pertumbuhan bakteri.
Pasien yang mendapat perawatan ini adalah pasien yang beresiko tinggi memperoleh infeksi, misalnya pasien yang menggunakan kateter urin tetap. Pasien yang mampu melakukan sendiri harus diijinkan untuk melakukannya sendiri.
Pasien yang tidak mampu untuk membersihkan daerah perineal maka akan dibantu oleh perawat, karena ini merupakan bagian yang terpenting dalam personal hygiene. Jika ada kesalahan dalam membersihkan daerah perineal bagi klien yang tidak mampu melakukan sendiri maka dapat terjadi ketidaknyamanan pada fisik dan psikis, rusaknya kulit dan juga bau yang tidak sedap.


3.1 Proses Keperawatan
3.1.1 Pengkajian
a.    Nursing history
-          Identifikasikan adanya praktik kebersihan perineal dan vaginal pada klien, produk yang digunakan, variable yang mempengaruhi praktik tersebut.
-          Catat beberapa riwayat masalah kesehatan perineal, dan hubungan dengan treatment.
b.    Nursing examination
-          Periksa genitalia laki-laki (scrotum, penis dan perineal) dari lesi, bengkak, radang, lecet, kelembutan, bau, dan warna.
-          Periksa genitalia wanita (pubis, labia, klitoris, lubang kencing, perineal) warna, ukuran, lesi, massa, bengkak, radang, lecet, kehalusan.
-          Periksa anal jika ada robek, nodul-nodul, peregangan, polip, dan bau yang tidak enak.
c.    Faktor resiko
Identifikasi beberapa variable yang diketahui dapat menyebabkan masalah perineal dan vaginal atau membuat sesuatu perawatan yang spesifik, urinary and fecal incontinence, ketidakstabilan folley kateter, alat pembedahan genital, melahirkan, DM, dan tertular penyakit.

Data yang diperoleh
  1. Data Subjektif
Klien mengatakan gatal, lengket, nyeri, dan tidak nyaman
  1. Data Objektif
Terdapat sisa-sisa bahan fekalit, kotor dan bau
3.1.2 Diagnosa
~     Perubahan kenyamanan seperti nyeri perneal berhubungan lecetnya daerah perineal.
~     Potensial untuk infeksi  berhubungan dengan kurangnya kebersihan perineal.
~     Gangguan body image berhubungan dengan lesi genital
~     Perubahan pola seksual berhubungan dengan nyeri pada lesi genital.
~     Potensial terjadinya ketidaksesuaian integritas kulit berhubungan dengan urinary dan fecal incontinence.

3.1.3 Perencanaan
a.    Tujuan
-       Perineal klien bersih
-       Lesi perineal, lecet menunjukkan tanda kesembuhan (berkurang atau hilang)
-       Klien dapat menerapkan kebersihan perineal dengan benar
b.    Rencana
-       Membersihkan genetalia laki-laki (penis, scrotum, perineum dan rectum)
-       Membersihkan genitalia wanita (area pubis, labia, klitoris, lubang kencing, area rectum)

3.1.4 Implementasi
a.    Persiapan alat
-       Baskom cuci
-       Sabun dan tempatnya
-       Waslap atau waslap mandi sekali pakai (2-3)
-       Tissue kamar mandi
-       Handuk mandi
-       Selimut mandi
-       Alas tahan air atau bedpan
-       Sarung tangan sekali pakai
-       Kantung sekali pakai

b.    Persiapan klien
Jelaskan prosedur dan tujuannya kepada klien, hal ini dapat membantu meminimalkan kecemasan selama prosedur yang sering membuat malu baik perawat maupun klien. Berikan kesempatan bagi klien untuk urifikasi terlebih dahulu bila perlu.

c.    Persiapan lingkungan
-       Tarik tirai di sekitar tempat tidur atau tutup pintu untuk menjaga privasi klien
-       Susun peralatan di samping tempat tidur untuk mempermudah proses
-       Tinggikan tempat tidur untuk posisi yang nyaman
d. Pelaksanaan prosedur

NO
LANGKAH
RASIONAL
1.
Identifikasi klien beresiko untuk perkembangan infeksi genitalia, saluran urinarius, atau saluran reproduksi (misal, keberadaan kateter yang tetap, inkontinensia fekal, atau insisi bedah)
Sekresi yang menumpuk pada permukaan kulit sekitar genitalia wanita dan pria bertindak sebagai reservoir infeksi. Jaringan yang traumatik memberikan jalan masuknya organisme penginfeksi
2.
Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien
Membantu meminimalkan kecemasan selama prosedur yang seringkali membuat malu perawat dan klien
3.
Persiapan peralatan dan bahan yang diperlukan:
Digunakan bila memberikan mandi di tempat tidur

a. Baskom


b. Sabun dan tempatnya


c. Dua atau tiga waslap


d. Handuk mandi


e. Selimut mandi
Digunakan untuk menutupi klien

f. Alas tahan air atau bedpan
Mencegah kotornya linen(sprei) tempat tidur

g. Tissue toilet


h. Sarung tangan sekali pakai
Mencegah kontak dengan mikoorganisme dalam sekresi tubuh




Bahan-bahan tambahan bila perawatan perineum diberikan selama waktu diluar mandi:


a. Botol kapas atau lidi kapas
Digunakan untuk membersihkan wanita yang sedang menstruasi atau sekitar kateter tetap

b. Botol larutan atau tempat yang diisi dengan air hangat atau larutan pembersih yang diresepkan


c. Kantong tahan air
Untuk tempat pembuangan bola kapas
4.
Tata peralatan di samping tempat tidur
Memastikan prosedur sesuai urutan
5.
Cuci tangan
Mengurangi transmisi organisme
6.
Tarik tirai sekitar tempat tidur atau tutup pintu kamar. Tinggikan tempat tidur sampai pada posisi kerja yang nyaman.
Mempertahankan privasi klien.Memfasilitasi mekanika tubuh yang baik
7.
Turunkan penghalang sisi tempat tidur dan bantu klien pada posisi tidur miring, letakkan handuk sepanjang sisi badan klien dan pertahankan klien agar tertutup selimut mandi semaksimal mungkin
Jika klien dengan ketergantungan total memerlukan bantuan untuk menyangga klien pada posisi miring
8.
Kenakan sarung tangan sekali pakai
Mencegah kontak dengan cairan tubuh
9.
Jika ada feses, ambil popok atau tisu toilet dan bersihkan dengan usapan sekali buang. Bersihkan bokong dan anus dari depan ke belakang (lihat gambar). Bersihkan dan bilas dengan teliti. Keringkan secara lengkap. Pindahkan dan buang popok dan ganti dengan yang baru.

IMAGE0004
Pembersihan mengurangi transmisi mikroorganisme dari anus ke urethra atau genitalia
10.
Berikan perawatan perineum





Perawatan perineum wanita


1. Ganti sarung tangan jika sudah kotor


2. Letakkan popok tahan air di bawah bokong klien dengan posisi klien supine (TAMBAHAN: letakkan pispot di bawah klien)
Melindungi sprei tempat tidur dari kotoran

3. Bantu klien dalam posis dorsal rekumben
Memudahkan akses genitalia

4. Lipat linen tempat tidur paling atas ke arah kaki tempat tidur dan angkat baju klien sampai di atas daerah genitalia
Membuka dareah perineum untuk aksesbilitas yang mudah

5. Bungkus klien secara 'diamond' dengan menempatkan selimut mandi dengan satu ujung di antara kedua kaki, satu ujung ke arah masing-masing sisi tempat tidur, dan satu ujung di atas dada. Lipat ujung-ujung samping sekitar tungkai dan di bawah pinggang (lihat gambar)

IMAGE0005
Mencegah klien bahaya jatuh. Suhu air yang sesuai mencegah terbakarnya perineum

6.Naikkan penghalang tempat tidur isi baskom dengan air hangat. Letakkan di atas meja tempat tidur.
Mencegah terbukanya bagian tubuh yang tidak diperlukan dan mempertahnkan kehangatan dan kenyamanan klien.

7. Turunkan penghalang dan bantu klien memfleksikan lututnya dan pisahkan kedua kaki terbuka
Menyediakan, terbukanya secara penuh genitalia wanita

8. Lipat ujung bawah selimut mandi di antara kedua tungkai klien ke arah abdomen
Mempertahankan klien terbungkus sampai prosedur dimulai, meminimalkan kecemasan

9. Bersihkan dan keringkan paha atas klien.
Terbentuknya sekresi perineum dapat menyebabkan permukaan kulit sekitar kotor.

10. Bersihkan labia majora. Gunakan tangan yang tidak dominan untuk membuka labia secara lembut dari paha; dengan tangan domian, bersihkan secara hati-hati lipatan kulit. Usapan dari arah perineum ke arah rektum. Ulangi pada sisi yang berlawanan, gunakan bagian waslap yang berbeda. bilas dan keringkan daerah tersebut secara merata.
Lipatan kulit dapat berisi sekresi tubuh yang menyimpan organisme. Usapan dari perineum ke rektum mengurangi peluang perpindahan organisme feses ke meatus urinarius.

11. Pisahkan labia dengan tangan tidak dominan untuk membuka meatus urithra dan orifisium vagina. Dengan tangan dominan, bersihkan ke arah bawah dari pubis ke arah rektum dengan satu kali usapan. (lihat gambar). Gunakan bagian waslap yang berbeda untuk setiap usapan. bersihkan secara merata sekitar labia minora, klitoris dan orifisium vagina

IMAGE0007
Metode pembersihan mengurangi perpindahan mikroorganisme ke meatus urinaria. (untuk klien yang sedang menstruasi dengan kateter urin tetap, bersihkan dengan bola kapas.

12. Jika klien berada di atas pispot, siram air hangat di atas daerah perineum.
Pembilasan mengangkat sabun dan mikroorganisme lebih efektif daripada pengusapan.

13. Keringkan daerah perineum secara merata
Lembab yang tertahan merupakan tempat mikroorganisme.

14. Lipat ujung bawah selimut mandi kembali di antara kaki klien dan di atas perineum. Minta klien untuk menurunkan kaki dan memperoleh posisi aman.
posisi baring miring menyediakan akses ke daerah anus untuk pembersihan.




Perawatan perineum pria


1. Ganti sarung tangan jika sudah kotor.


2. Turunkan penghalang, turunkan ujung atas selimut mandi di bawah perineum klien. Secar lembut angkat penis dan letakkan handuk mandi di bawahnya.
Handuk mencegah lembab yang berkumpul pada daerah inguinal.

3. Secara lembut raih tangkai penis. Jika klien tidak disirkumsisi, tarik kulit luarnya. Jika klien ereksi, tangguhkan prosedur.
Penangan yang lembut mengurangi peluang klien ereksi. Sekresi membuat mikroorganisme berkumpul di bawah lipatan kulit.

4.Cuci kepala penis. Pertama-tama pada meatus urethra. Gunakan gerakan melingkar, bersihkan dari meatus ke arah luar dan ke bawah tungkai. (lihat gambar). Buang waslap dan ulangi dengan waslap yang bersih sampai penis bersih. Bilas dan keringkan secara lembut.
IMAGE0006
Arah pembersihan dimulai dari daerah yang sedikit terkontaminasi ke daerah yang paling banyak terkontaminasi, mencegah mikroorganisme masuk urethra.

5. Kembalikan kulit luar ke posisi semula
Retraksi kulit luar dapat mengetatkan sekitar kepala penis, dapat menyebabkan edema lokal dan ketidaknyamanan

6. Cuci tangkai penis dengan usapan lembut tetapi tegas ke arah bawah. Beri perhatian khusus pada permukaan bawah penis.
Pijatan yang keras dari penis dapat menyebabkan ereksi, yang dapat menyebabkan malu bagi klien dan perawat. Permukaan sebelah bawah penis memiliki akumulasi sekresi terbesar.

7. Bilas dan keringkan penis secara merata.
Abduksi tungkai memudahkan akses ke jaringan skrotum.

8. Secara lembut bersihkan skrotum. Angkat secara hati-hati dan bersihkan lipatan kulit di bawahnya. Bilas dan keringkan
Tekanan pada jaringan skrotum dapat menyakitkan klien. Sekresi berkumpul di antara lipatan kulit. Permukaan di bawah skrotum dapat berkembang menjadi luka tekan.

9. Lipat kembali selimut mandi di atas perineum dan bantu klien kembali ke posisi yang nyaman.
Pembungkusan meningkatkan kenyamanan dan meminimalkan kecemasan. Posisi baring miring memberi akses ke daerah anal.



11.
Jika klien mengalami inkontinensia feses dan/atau urin, gunakan lapisan tipis pelindung kulit yang berisi petrolatum atau zink oksida pada anus dan kulit perineum.
Melindungi kulit dari kelebihan lembab dan toksin dari urin dan feses.
12.
Buka sarung tangan sekali pakai dan buang pada tempatnya.
Lembab dan sekresi tubuh pada sarung tangan dapat membawa mikroorganisme.
13.
Bantu klien memperoleh posisi yang nyaman dan tutup dengan selimut.
Kenyamanan klien meminimalkan stress emosional dari prosedur
14.
Angkat selimut mandi dan buang semua linen tempat tidur yang kotor. Kembalikan peralatan yang tidak digunakan pada tempat penyimpanan.
Mengurangi transmisi infeksi
15.
Tinggikan penghalang dan turunkan posisi tempat tidur pada ketinggian yang sesuai. Kembalikan ruangan pada kondisi sebelum prosedur.
Mencegah klien bahaya jatuh. Lingkungan yang bersih menambah kenyamanan klien.
16.
Cuci tangan.
Mengurangi transmisi infeksi
17.
Inspeksi permukaan genitalia eksternal dan kulit sekitar terhadap kemerahan, bengkak, kotoran, atau iritasi, setalah pembersihan.
Sekresi yang tebal dapat menutupi lesi kulit yang ada di bawahnya atau daerah yang terluka. Evaluasi dapat menentukan akan terapi tambahan.
18.
Jika kateter yang tetap berada pada tempatnya, pastikan bahwa kateter diamankan dengan perekat.

19.
Catat prosedur dan segala temuan yang tidak normal. (misalnya pengeluaran atau kodisi genitalia).
Memastikan keakuratan dan ketepatan waktu dokumentasi perawat.

3.1.5 Evaluasi
-    pada saat yang telah ditentukan, evaluasi apakah klien telah mencapai tujuan yang telah direncanakan
-    revisi rencana perawatan bila terdapat kekurangan dalam tindakan yang telah dilakukan agar saat dilakukan tindakan lagi bias diperoleh hasil yang lebih baik.
3.1.6 Dokumentasi
1.      Catatan perawat
-          Catat tanggal dan waktu dari pelaksanaan prosedur perawatan perineal.
-          Catat nama perawat yang telah melakukan tindakan.
-          Catat temuan seperti infeksi, iritasi, dan sebagainya.
2.   Catatan medis
      -     catat setiap sabun atu obat yang digunakan.

0 komentar:

Posting Komentar

GROSIR KRIPIK TEMPE TOKOPEDIA