MARHABAN YA RAMADHAN MARHABAN YA SYAHRU SYIAM

WELCOME

GROSIR LANCAR BERKAH (PRODUSEN CAMILAN KHAS INDONESIA) INSTAGRAM

Minggu, 10 Maret 2013

PERAWATAN MULUT

PERAWATAN MULUT
Mulut merupakan bagian pertama dari saluran pencernaan dan merupakan tambahan untuk system respirasi. Saluran dari kelenjar saliva mengarah ke dalam mulut. Gigi dan lidah merupakan organ aksesori dalam mulut dan memiliki peranan penting dalam proses digesti dengan memotong-motong makanan dan mencampurnya dengan saliva. Saliva juga berperan penting sebagai pembersih mulut.

Kesehatan tubuh juga sama pentingnya dengan kesehatan mulut dan gigi. Kaitannya terletak pada gigi yang sehat dan diet yang cukup akan kalsium dan fosfor.


Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari perawatan kebersihan gigi dan mulut. Merupakan sesuatu yang menyenangkan memiliki mulut yang sehat dan bersih. Gigi yang sehat akan berperan dalam memberikan image tubuh yang sempurna. Proses digesti dapat berjalan baik apabila gigi dan mulut berada dalam kondisi yang baik.
Mulut harus selalu dirawat bahkan ketika sedang sakit. Ketika sakit, perawatan harus dimodifikasi sesuai kebutuhan klien.
Jika klien mampu melakukan perawatan mulut sendiri, maka perawat hanya bertugas mengawasi klien dalam melaksanakan perawatan. Jika klien tidak mampu melakukannya sendiri, maka perawat yang membantu melaksanakan perawatan.
Perawat harus memnberikan perhatian pada kesehatan mulut klien sesering mungkin untuk menjaga tetap bersih dan lembab, jika mungkin dilakukan tiap 1-2 jam sekali. Lembabkan mulut dengan air jika diizinkan dan gosok bibir cukup sering untuk menjaga membran tetap lembab.
Pemakaian mouthwash setelah menggosok gigi membantu membersihkan sisa kotoran dan memberikan rasa segar pada mulut.
4.1 Masalah Oral yang Sering Terjadi
A. Karies Gigi
Runtuhnya gigi yang diawali dengan lubang yang disebut karies. Karies disebabkan kegagalan menghilangkan plak, yang tidak terlihat, destruktif, bakteri
yang tumbuh pada gigi setiap orang dan terkadang mengawali rusaknya email gigi.
Cara untuk menghilangkan plak antara lain :
  1. Menghilangkan sisa makanan yang manis (seperti : soft drink, permen, permen karet, selai, jeli, dll) dengan sikat gigi.
  2. Check up gigi secara teratur.
  3. Penggunaan anti plak, pasta gigi berfloride dan pembersih mulut dapat mencegah karies gigi.
B. Penyakit Periodontal
Merupakan radang yang menyerang gigi. Merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada dewasa berusia diatas 35 tahun adalah penyakit pada gusi.
Ginggivitis adalah radang pada ginggiva, jaringan yang mengelilingi gigi.
Periodontitis adalah radang yang sasarannya adalah gusi dan juga meliputi jaringan alveolar. Biasanya lebih sering disebut sebagai Pyorhea atau penyakit Periodontal.
Gejala yang terjadi meliputi : pendarahan pada gusi, bengkak, merah, nyeri pada gusi, terdapat kantung pada gusi dan gigi, terdapat nanah, dan kehilangan gigi.
Ketika tidak diperiksa maka plak akan tumbuh bersama bakteri mati, membentuk endapan yang keras disebut Tartar pada garis gusi. Tartar menyerang jaringan pengikat antara gigi dan gusi, biasanya juga menyerang jaringan tulang. Kemudian gigi akan tanggal.
Bau mulut yang keras (Halitosis) atau bau yang tidak enak dari mulut merupakan indikasi pertama dari penyakit periodontal.
Pemeriksaan secara rutin pada dokter gigi akan sangat membantu hal ini.
C. Stomatitis
Adalah radang pada mukosa mulut dengan banyak penyebab, seperti bakteri , virus, trauma mekanik, iritasi, kurang nutrisi, dan infeksi sistemik.
Gejalanya meliputi : panas, nyeri, peningkatan sekresi saliva, dan ulser.
Kemoterapi dapat menyebabkan stomatitis.
D. Glossitis
      Adalah radang pada lidah.
E. Cbeilossis
Adalah luka bernanah pada bibir (membuat merah bibir). Biasanya disebabkan defisiensi vitamin B kompleks (khususnya Riboflavin).
F. Kekeringan Mukosa Oral
Bisa berhubungan dengan dehidrasi atau bisa disebabkan karena pernafasan melalui mulut, perubahan fungsi saliva, atau bisa juga karena pengobatan tertentu (contoh : Antikolinergik).
G. Gangguan Oral
Seperti gumpalan atau luka bernanah. Dikenali sejak deteksi awal pada mulut sehingga hanya perlu sedikit perawatan dan tidak perlu pembedahan bahkan sampai ke kematian. Segeralah untuk mengatakan kepada klien supaya ke dokter gigi bila ada gejala : luka, pendarahan, nyeri, dan bengkak.
4.2 Teknik Perawatan
4.2.1 Menggosok Gigi
Sikat gigi harus bisa mencapai semua bagian gigi. Bulu sikatnya harus cukup keras untuk membersihkan tetapi jangan terlalu keras sehingga dapat merusak emanel gigi dan gusi. Sikat gigi harus dibersihkan dan dikeringkan setelah digunakan.
Teknik menggosok gigi:
  1. Untuk membersihkan gusi permukaan dan bagian di antara gigi, pegang sikat dengan sudut 45 derajat dari garis gusi dan sikat dari garis gusi ke mahkota gigi pada setiap gigi dengan gerakan menyikat yang pendek dan semisirkular.
  2. Untuk membersihkan bagian yang digunakan untuk mengunyah, pegang ujung sikat gigi pada permukaan gigi lalu sikat maju mundur.
  3. Untuk menggosok bagian sisi gigi, pegang sikat gigi pada permukaan gigi lalu gosok ke depan dan ke belakang.
4.2.2 Teknik Flossing
Sikat gigi tidak efektif untuk mencapai sela-sela gigi dimana sisa makanan dapat tertinggal, oleh karena itu perlu dilakukan flossing (menggunakan benang khusus untuk gigi). Dengan flossing, tidak hanya sisa makanan saja yang akan dibersihkan, tetapi juga membantu menghilangkan bakteri juga.
Teknik flossing :
  1. Pegang erat floss pada jari dengan jarak 1 inchi.
  2. Pertahankan kontrol floss pada jari dengan jarak tidak lebih dari 1,3 cm atau ½ inchi.
  3. Jangan gerakkan floss dengan keras di antara gigi, tetapi sisipkan pelan-pelan dan gerakkan maju mundur di antara gigi.
  4. Gerakkan floss ke atas dan ke bawah dengan kedua jari, bergantian pada setiap permukaan gigi sampai semua permukaan jadi bersih.
  5. Ganti permukaan floss yang tidak dipakai dengan menggulungnya pada ibu jari dan mengganti dengan yang baru bila floss telah rusak dan kotor.
  6. Bersihkan mulut setelah flossing untuk membuang kotoran dan plak yang telah terlepas. Juga bilas/bersihkan setelah makan bila flossing tidak memungkinkan untuk dilakukan.
4.2.3 Perawatan Gigi Palsu (Denture)
Orang yang memakai denture bisa memakai denture dalam keadaan yang bersih. Ketika klien tidak mampu untuk menjaga agar denture tetap bersih, maka perawat harus mambantu utuk memastikan bahwa denture selalu dalam keadaan bersih.
Pasien dengan denture harus diajari bagaimana cara merawat denture. Ketika membersihkan denture, perawat harus melakukan di dalam baskom atau dibungkus dengan handuk/lap yang halus, sehingga bila terlepas dari pegangan, denture tidak akan jatuh pada permukaan yang keras dan patah. Ketika membersihkan denture menggunakan air hangat. Air panas dapat membengkokkan plastik yang merupakan bahan dasar denture. Gunakan juga sikat dan pasta/bedak yang nonabrasif. Juga siapkan perendam denture untuk menghilangkan noda dan partikel yang mengeras. Setelah dibersihkan denture dibilas dengan air hangat.
4.3 Proses Keperawatan
4.3.1 Pengkajian
Nursing History
  1. Identifikasi praktek kebersihan oral yang biasa dilakukan oleh klien.
  2. Catat masalah oral yang pernah dialami klien dan treatment yang sudah dilakukan.
Nursing Examination
  1. Pemeriksaan bibir yang meliputi warna, kelembaban, gumpalan-gumpalan luka bernanah, lesi, dan edema.
  2. Pemerikasaan mukosa pipi meliputi warna kelembaban, lesi, nodul-nodul, dan pendarahan.
  3. Pemeriksaan warna dari gusi dan periksa apakah gusi ada lesi, pendarahan dan edema.
  4. Periksa apakah ada karies gigi. Catat apakah susunan gigi lengkap.
  5. Pemeriksaan lidah yang meliputi warna, kesimetrisan, gerakannya, tekstur, dan apakah ada lesi atau tidak.
  6. Pemeriksaan palatum keras dan lunak yang meliputi kesempurnaannya, warna lesi, tambalan, dan bintik-bintik merah.
  7. Pemeriksaan orofaring meliputi pergerakan uvula, apakah kondisi tonsil tampak cacat.
  8. Lihat bila ada kondisi-kondisi yang tidak biasa pada mulut.
  9. Keji kemampuan mengunyah dan menelan.
Faktor Resiko
  1. Identifikasi beberapa variabel yang diketahui dapat menimbulkan masalah oral, seperti : ketidakmampuan melakukan perawatan sendiri, kurang nutrisi dan konsumsi makanan bergula yang berlebihan, faktor keturunan, kemoterapi yang menyebabkan lesi oral, dan beberapa faktor yang lain.
Data yang Didapat
Data Objektif
  1. Gigi terlihat kotor, bau tidak sedap.
  2. Ada jamur pada lidah.
  3. Terdapat lesi.
  4. Bibir kering.
Data Subjektif
  1. Klien mengatakan bibirnya terasa kering.
  2. Klien merasa mulutnya tidak segar.
4.3.2 Diagnosa
  1. Gangguan rasa nyaman : nyeri oral berhubungan dengan kemoterapi yang dapat menyebabkan oral ulcerasi.
  2. Risiko terjadinya infeksi berhubungan dengan luka yang ada pada mulut dan pertahanan kedua yang tidak adekuat.
  3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan nyeri oral karena lesi (ill-fitting dentures, giggivitis).
  4. Gangguan membran mukosa oral berhubungan dengan dehidrasi (inefektif oral hygiene, pengobatan).
  5. Kelemahan menelan disebabkan karena gangguan neuromuskular.
  6. Gangguan body image akibat kehilangan gigi, halitosis, dan karies gigi.
4.3.3 Perencanaan
Tujuan
  1. Bibir klien, mukosa, gusi dan lidahnya sempurna, lembab dan bebas dari radang dan lesi.
  2. Gigi klien bersih.
  3. Klien mampu mengunyah dan menelan makanan dengan baik.
  4. Lesi pada mulut menunjukkan gejala kesembuhan.
  5. Klien mampu memperlihatkan cara menyikat gigi dan flossing yang benar.
  6. Klien dapat menjelaskan pentingnya penggunaan fluoride dan pemeriksaan gigi.
Rencana
  1. Mengajarkan teknik menyikat gigi dan flossing yang benar.
  2. Menjelaskan pada kliean tentang pentingnya penggunaan fluoride dan pentingnya pemeriksaan gigi secara rutin.
  3. Melakukan perawatan mulut untuk klien yang tidak sadarkan diri.
  4. Melakukan perawatan mulut untuk pasien dengan lesi oral (bersihkan untuk mencegah infeksi dan kekakuan serta untuk meningkatkan nafsu makan).
4.3.4 Implementasi
Membantu Klien Oral Klien (Sadar)
Persiapan Alat
  1. Sikat  dan pasta gigi.
  2. Handuk
  3. Ember
  4. Mouthwash (bila perlu)
  5. Denture cup
  6. Denture cleaner
  7. Kawat 4 x 4
  8. Gelas dengan air dingin
  9. Dental floss (bila perlu)
  10. Petroleum jeli (bila perlu)
  11. Kertas handuk
No.
Tindakan
Rasional
1.
Jelaskan prosedur pada klien.
Agar dalam pelaksanaannya klien bisa lebih kooperatif.
2.
Cuci tangan
Mencuci tangan untuk menghilangkan mikroorganisme.
3.
Menutup pintu atau tarik tirai di sekitar tempat tidur klien.
Menjaga privasi klien.
4.
Letakkan kertas handuk pada meja tempat tidur.
Handuk mengumpulkan kelembapan dan percikan basin.
5.
Siapkan peralatan pada tempat yang mudah dijangkau.
Memudahkan pelaksanaan tindakan.
6.
Bantu klien pada posisi duduk atau memposisikan kepala klien pada posisi yang nyaman.
Mencegah klien tersedak atau terjadi aspirasi pada paru.
7.
Letakkan handuk melintang pada dada klien.
Handuk dapat melindungi klien dari tumpahan air.
8.
Jika klien mampu menggosok gigi sendiri, maka perawat hanya mendampingi klien dan mengobservasi tindakan menggosok gigi yang dilakukan klien.
Perawat melihat sejauh mana pengetahuan klien. Perawat membimbing dan membantu klien bila diperlukan.
9.


a.

b.




c.


d.


e.


f.
Jika klien tidak mampu menggosok gigi sendiri, maka tindakan dilakukan oleh perawat.
Basahi sikat gigi dan beri pasta gigi

Letakkan sikat gigi 45o dari gumline dan sikat dari gumline ke mahkota gigi. Sikat permukaan dalam dan luar. Sikat ke depan dan ke belakang pada permukaan gigi.
Sikat lidah pelan-pelan dengan sikat gigi.

Suruh klien untuk berkumur dengan air dan meludah pada ember. Ulangi sampai bersih.
Bantu klien untuk melakukan floss jika diperlukan.

Tawarkan mouthwash jika klien mau.



Air dapat melembutkan bulu sikat gigi.
Cara ini dapat menghilangkan plak dan tartar dengan sudut 45o maka seluruh permukaan gigi dapat tersikat.

Hal ini dapat menghilangkan kotoran lidah. Gerakan yang pelan tidak merangsang reflek.
Berkumur dengan keras untuk menghilangkan sisa makanan.

Flossing dapat membentu menghilangkan plak dan membantu menyehatkan gusi.
Mouthwash memberi rasa segar pada mulut.
10.

a.






b.






c.


d.

e.

Bila perlu, bantu klien dalam membersihkan denture :
Gunakan kawat 4 x 4 untuk mengangkat dan menghilangkan denture dengan perlahan. Sesegera mungkin letakkan pada denture cup. Untuk mengangkat denture yang lebih rendah gunakan gerakan berayun yang lebih pelan.
Jika klien mau, tambahkan pembersih denture pada cangkir dengan air dan ikuti petunjuk pada preparation atau sikat semua area dengan sikat dan pasta gigi. Letakkan handuk kertas atau wash cloth pada ember saat menggosok.
Kumur dengan air dan kembalikan denture pada klien.

Tawarkan mouthwash pada klien.

Beri petroleum jelli pada bibir bila diperlukan.


Gerakan berayun dapat menghilangkan kotoran di antara denture dan gusi. Penggunaan kawat 4 x 4 agar tidak lisis dan menghalangi penyebaran mikroorganisme.

Denture dapat menyimpan sisa makanan dan mikroorganisme sehingga perlu dibersihkan setiap hari. Handuk kertas dan wash cloth pada ember melindungi dan mencegah pembengkaan.
Air dapat menghilangkan sisa-sisa dan dapat bekerja sebagai agen pembersih.
Mouthwash membuat nafas segar.
Petroleum jelli mencegah bibir pecah dan kering.
11.
Singkirkan peralatan, bersihkan tempat lalu bantu klien pada posisi yang nyaman.
Memberi kenyamanan pada klien.
12.
Bereskan peralatan dan cuci tangan.
Mencegah penyebaran pada mikroorganisme.

Perawatan Oral Pada Pasien Tidak Sadar
Persiapan Alat
  1. Sikat gigi
  2. Pasta gigi.
  3. Ember.
  4. Mouthwash.
  5. Handuk.
  6. Denture cup.
  7. Washcloth / handuk kertas.
  8. Jelli.
  9. Kateter penghisap.
  10. Penyemprot air dengan ujung karet.
  11. Peralatan denture cleansing (bila perlu).
  12. Sponge toothette / tongue blades padded dengan 4 x 4 gauze sponges, spatel lidah.
  13. sarung tangan disposible (optional).
  14. Gelas dengan air dingin.
  15. Agen pembersih.
No.
Tindakan
Rasional
1.
Siapkan peralatan dan letakkan pada tempat yang mudah dijangkau.
Mempermudah pelaksanaan tindakan.
2.
Cuci tangan dan pakai sarung tangan.
Memcuci tangan dan memakai sarung tangan sekali pakai mencegah penyebaran mikroorganisme.
3.
Tutup pintu atau tarik tirai di sekitar tempat tidur klien.
Untuk menjaga privasi klien.
4.
Tinggikan posisi kepala klien
Agar tidak terjadi aspirasi.
5.
Posisikan kepala klien menghadap ke perawat.
Memudahkan perawat melakukan tindakan.
6.
Letakkan handuk di sekitar wajah klien.
Mencegah tempat tidur jadi basah.
7.
Buka mulut klien dan masukkan padded tongue/spatela di antara molar belakang.
Padded tongue/spatela membuat mulut mudah dibuka sehingga mudah dibersihkan dan mencegah klien menggigit jari perawat.
8.
Jika masih ada gigi, sikat dengan pasta gigi dan sikat gigi. Lepaskan jika ada gigi palsu dan bersihkan sebelum dilepaskan. Gunakan toothette/gauze padded tongue blade moistered/kassa, dengan hidrogen peroksida untuk membersihkan gusi, membran mukosa dan lidah.
Sikat gigi membantu membersihkan are yang mengandung plak dan tartar. Hidrogen peroksida efektif untuk membersikan kerak.
9.
Gunakan gauze padded tongue blade, celupkan pada larutan kumur untuk mulut. Sisipkan karet penyemprot air pada mulut klien dan bilas dengan sedikit air. Posisi kepala klien agak menurun agar air mudah keluar dari mulut klien.
Berkumur membantu membersikan sisa-sisa kotoran pada mulut. Cairan yang disemprotkan terlalu keras dapat menimbulkan aspirasi.
10.
Oleskan jeli pada bibir klien.
Untuk mencegah bibir kering dan pecah-pecah.
11.
Bereskan peralatan dan kembalikan posisi klien pada posisi semula yang nyaman. Kembalikan side rail dan rendahkan tempat tidur. Catat bila ada pendarahan atau ionflamasi yang tidak biasa.
Memasang side rail dan menurunkan tempat tidur dapat membuat klien aman.
12.
Cuci tangan
Mencegah penyebaran mikroorganisme.

Pertimbangan Khusus
            Klien yang mendapat kemoterapi dapat mengalami pendarahan gusi dan membran mukosanya jadi sensitif. Gunakan spon yang lembut untuk membersihkan atau ganti larutan garam yang digunakan untuk berkumur (½ sdm pada satu gelas air hangat) untuk menyikat gigi.
4.3.5 Evaluasi
  1. Pada saat yang telah ditentukan evaluasi apakah klien telah mencapai tujuan yang telah direncanakan.
  2. Revisi perencanaan perawatan bila terdapat kekurangan dalam tindakan yang telah dilakukan agar saat dilakukan tindakan lagi diperoleh hasil yang lebih baik.
4.3.6 Dokumentasi
  1. Catat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.
  2. Catat nama perawat yang melakukan tindakan.
  3.  Catat adanya penemuan gangguan atau tanda-tanda kesembuhan lesi.

0 komentar:

Posting Komentar

GROSIR KRIPIK TEMPE TOKOPEDIA